Friday, January 18, 2019

Sapiens Sejarah Manusia 2




Hewan Belum Bermakna

Sekitar 200.000 tahun yang lalu, Homo Sapiens berkembang di Afrika Timur dari salah satu dari banyak spesies homo atau manusia. Selanjutnya  13.000 tahun yang lalu, Homo Sapiens ini adalah satu-satunya spesies manusia yang masih bertahan hidup yang lainnya tersisihkan dan menghilang. Mereka mulai memperoleh “pohon pengetahuan” yang didapatnya sekitar 70 ribu SM. Yaitu dengan kemampuan kognitifnya mulai menyadari pentingnya pengetahuan. Untuk menerangkan apa yang diketahuinya kepada kelompoknya mulai mampu berbahasa yang kompleks agar apa yang diketahuinya dapat diterangkan dan dimengerti. Memang kemampuan berbahasa ini sangat membantu dalam memahami sesuatu pengetahuan yang dengan itu memanfaatkan pengetahuan yang telah diketahuinya yang dengan itu timbul gagasan dan ide-ide yang tadinya sangat sederhana, tapi mampu pula mengenali ide-ide yang kompleks yang diperoleh dari mitos dan legenda yang beredar mereka ketahui.


Menyebar dan berkembang

Keingintahuannya lingkungan sekitarnya menimbulkan minat untuk mengebar ke daerah-daerah yang belum mereka kenali. Maka menyebarlah mereka sampai melintasi laut. Dari Afrika meyebar sampai ke benua Australia dan Amerika. Bersamaan dengan itu banyak khewan pendahulunya sebagai khewan asli tidak mampu bertahan dan akhirnya punah. Antara lain disebabkan adanya perubahan ekosistim yang dayasuainya tidak cukup mempertahankan hidup. Boleh jadi disebabkan kurangnya pengetahuan untuk mengatasi sementara homo sapien dengan pengetahuannya mampu mengatasinya.



Bagian Dua
REVOLUSI PERTANIAN


Dari Pengumpul menjadi Petani

K
etika itu untuk memenuhi kebutuhan pangan manusia hanya tinggal memetik dan mengumpulkan makanan yang berada di sekeliling tempat tinggal mereka yang secara alami sudah berada disana. Namun jika sumber makanannya telah habis, mereka berpindah ke tempat yang sudah ada tumbuh yang diperlukannya untuk kehidupan sehari-hari mereka. Begitu seterusnya.

Sesuai dengan perkembangan penduduk, lama kelamaan tidak mencukupi, terutama makanan kesukaan mereka. Kemudian dengan ditemukan peralatan untuk bertani mulailah mereka merubah kebiasaan yang biasanya tinggal memetik, kini menanam. Artinya gaya hidupnya berubah dari pengumpul menjadi petani. Peradaban ini dimulai 12 ribu tahun lalu.


Pertumbuhan Populasi

Dengan revolusi pertanian yang tadinya nomaden (berpindah-pindah) menjadi menetap. Seiring dengan itu terjadilah pertambahan populasi di suatu tempat pemukiman dengan itu diperlukan ketertiban atau tata-tertib kehidupan dalam daerah pemukiman yang berdasarkan hukum seperti yang ada di Mesopotomia dengan “Kode Hammurabi” yaitu kode hukum Babilonia kuno. Mereka hidup makmur di wilayah yang sekarang disebut Irak modern. Peradaban Mesopotamia kemudian di kenal juga sebagai Peradaban Babilonia, Sumeria dan Asyur.


Dari Keterbatasan Memori menjadi Perkembangan Ekspresi matematis dan penulisan.

Sebelumnya ada keterbasan memori. Namun dengan berkembangnya revolusi pertanian, berkembangnya penduduk, dan berkembang tata-tertib. Diperlukan pula perkembangan memori yang ditandainya dengan adanya perkembangan ekspresi dalam komunikasi dan interaksi sesama dalam ekspresi hitung menghitung dan penulisan.



Bagian Tiga
PENYATUAN UMAT MANUSIA


Perlu kesadaran penyatuan dari kompleksitas terbaginya manusia.

T
erbaginya kelompok manusia dalam bentuk kelompok-kelompok yang terpisah, dengan kemajuannya menjadi bersatu. Pemersatuan dari manusia yang sebelumnya masing-masing terbagi dalam kelompok-kelompok yang berdiri sendiri.


Konsep Uang

Hubungan antar sesama dan antar kelompok yang telah diikat oleh satu kesatuan pemersatu itu yang tadinya kebutuhan sesama melalui barter, kini melahirkan konsep uang sebagai solusi imajinasi manusia dari rasa saling percaya dalam transaksi perdagangan. Konsep uang ini sangat efisien. Dan menjadi berkembang secara universal yang memudahkan jalannya dalam bertransaksi jual-beli.


Konsep Negara Bangsa/Politik

Pemersatuan manusia agar terjaga dengan baik melahirkan negara bangsa dari kenyataan penduduk yang tumbuh dari kelompok-kelompok dengan kebiasaan-kebisaan, budaya-budaya, gagasan-gagasan yang berbeda ini dalam bernegara bangsa. Maka konsep negara bangsa/politik yang bertalian dengan “gagasan kita (kelompok kita) vs mereka (kelompok lain)”, perlu diatur sumber daya manusia (berdasarkan hukum) yang melahirkan persatuan yang membawa perkembang dan kemajuan suatu negara.


Kristen, Budha, Islam sebagai Agama Universal

Harari menyebutkan Kristen, Budha, Islam sebagai agama universal,  berkeyakinan dan percaya bahwa asal-usul manusia ini adalah sangat  universal dan ada kode etik di antara sesama agama.


Bagian Empat
REVOLUSI SANTIFIK


Terjadinya perkembang sains

T
erjadi perkembangan sains bermula dari adanya keinginan yang tadinya tidak tahu menjadi tahu; Sains berkembang dimulai dari matematika dan cerita-cerita atau riwayat-riwayat seperti cerita-cerita fiksi yang membawa kemajuan - “science fiction”; Sains ini melahirkan sesuatu yang baru dan pada dasarnya menjadi teknologi yang sangat berdaya guna untuk kemajuan.

Sains ditambah dengan Negara yang adi kuasa melahirkan imperialisme (penjajahan) dengan jalan menjelajahi suatu daerah dan menaklukkannya dalam kekuasaannya untuk mengekploitasi SDA/SDM demi kepentingan penjajah ekonominya.


Kapitalime

Kapitalisme menjadikan suatu negara bangsa dimana pertumbuhan dan kemakmurannya menjadi hebat dan kuat.

Revolusi Industri. Dengan revolusi industri menjadikan negara bangsa menjadi kekuatan baru, tapi juga menimbulkan persoalan seperti antara lain pencemaran udara dan lingkungan. Dan cerita-cerita atau akibat-akibat lainnya plus dan minusnya, seperti kurangnya atau jatuhnya hubungan kekeluargaan dan jaringan hubungan dalam berkomunitas (bermasyarakat)


Konsumerisme

Dengan  kemajuan-kemajuan yang diperoleh dari Revolusi Industri ini melahirkan konsumerisme baik dalam artian proteksi, promosi dan macam, jenis dan keperluan dari keinginan-keinginan pengguna produksi hasil revolusi industri (komsumen).

Kurangnya atau jatuhnya hubungan kekeluargaan dan jaringan hubungan dakam kumunitas


Berakhirnya Homo Sapiens

Berakhirnya Homo Sapiens melahirkan “manusia-super” hasil dari konsekuansi berlanjutnya revolusi industri.

Kontinuitas Revolusi Industri masa datang sapiens akan mampu melampaui batas-batas yang bersifat biologis atau organ-organ biologis manusia yang ada sekarang ini yaitu: Dari seleksi alam vs (menuju) rekayasa disain intelligen seperti “cybernetic” - kerjasama secara otomatis  antara organ biologis  dan organ “cyborg”.  “Cyborg” adalah “biologis” hasil buatan teknologi maju. Inteligen buatan yang mampu memperoleh dan mengaplikasikan pengetahuan dan keahlian (skill).



KESIMPULAN


D
ari pembahasan buku Sapiens - A Brief History of Humankind (Sapiens - Sejarah singkat Umat Manusia) yang di tulis oleh Yuval Noah Harari,  seorang Profesor Doktor di Fakultas Sejarah, Universitas Hebrew Jurusalam Israel, dapat disimpulkan sebagai berikut:

Tidaklah ada manusia pertama, melainkan homo sapiens lah yang datang menggantikan semua jenis manusia di bumi ini.

Melalui revolusi kognitif, homo sapiens mempunyai kemampuan berfikir, mengenali sesuatu, dan ahli dalam melakukan komunikasi.  Dengan itu menyebabkan mereka mampu menaklukkan bumi.

Kapasitas berbahasa yang kompleks ini, homo sapiens berpeluang sangat besar dalam menyebar, tumbuh atau berkembang baik.

Selama revolusi pertanian, manusia berubah dari hanya pencari atau pengumpul bahan makanan menjadi petani, yang dengan itu pertumbuhan penduduk meningkat.

Dengan adanya jual-beli dalam jumlah penduduk yang besar, manusia menemukan cara transaksi dengan menggunakan uang dan mencatatnya.

Dengan adanya elaborasi atau terlibatnya antara pemerintahan dan agama mendorong manusia secara global menuju kesatuan yang utuh

Revolusi Saintifik memordenisasi manusia, yaitu membuat mudah menuju teknologi baru, melahirkan negara kuat yang mempengaruhi negara lemah (imperialisme), dan bertumbuhnya kekuatan ekonomi suatu negara.

Kini masyarakat global mempercayainya bahwa pusat kekuatan kapitalisme berasal dari imperialisme Eropa.

Manusia tidak pernah merasakan adanya kedamaian di era globalisasi ini - yang kuat menguasai yang lemah.

Sejarah - apakah dalam keadaan baik atau buruk, menyimpang atau berbelok, tidak ada hubungannya sama sekali dengan perasaan subjektif manusia menjadi bahagia.

Di masa depan homo sapiens akan mengarah kepada batas kemampuan yang bersifat biologi. Pada akhirnya, mengganti dirinya keseluruhannya menjadi jenis yang baru.

Pada diri manusia yang akan datang terdiri dari organ biologis bekerja sama secara otomatis dengan organ biologis buatan yang disebut “cyborg”.  “Cyborg” adalah “organ biologis” hasil buatan teknologi maju. Inteligen buatan ini mampu memperoleh “umur selama mungkin” dan mengaplikasikan pengetahuan dan keahlian yang lebih maju lagi yang mengatasi semua persoalan yang ada. [9][10]


Sapiens membutuhkan 150 ribu tahun yang lalu untuk menjadi kita seperti hari ini.

Mulai dari pertama sampai berikutnya berturut-turut sebagai berikut: Homo Sapiens berevolusi mulai  150 ribu tahun yang lalu; Revolusi kognitif mulai 70 ribu tahun yang lalu; Revolusi Pertanian mulai 12 ribu tahun yang lalu; Kerajaan pertama, naskah, uang, agama yang percaya banyak tuhan mulai 5 ribu tahun yang lalu; Penyatuan manusia (Kerajaan pertama Akkadian) mulai 4,25 ribu tahun yang lalu; Kekritenan mulai 2 ribu tahun yang lalu - Islam mulai 1,3 ribu tahun yang lalu; Revolusi Ilmiah mualai 5 ratus tahun yang lalu; Revolusi Industri mulai 2 ratus tahun lalu yang lalu; Globalisasi mulai tahun sekarang, lihat Gambar Tabel-6.

Gambar Tabel-6
Sapiens Membutuhkan 150 Ribu Tahun Untuk Menjadikan Kita Seperti Ini.



Hal-hal yang patut dipertanyakan dalam uraian buku sapiens

Jika homo sapiens moderen berevolusi sekitar 150 ribu tahun yang lalu, maka Adam tidaklah manusia yang pertama?

Evolusi dari Manusia ada merupkan hasil adanya evolusi vs konsep atau pengetahuan (yang bertentangan) dengan konsep Manusia yang ada ini adalah ciptaan atau kreasi Tuhan (yang baru) yaitu sabagaimana firman-Nya:

Ketika Allah berfirman kepada malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi. Mereka bertanya (tentang hikmat ketetapan Tuhan itu dengan berkata): Adakah Engkau (Ya Tuhan kami) hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah, padahal kami sentiasa bertasbih dengan memujiMu dan mensucikanMu? Tuhan berfirman: Sesungguhnya Aku mengetahui akan apa yang kamu tidak mengetahuinya. (Surah Al Baqarah/2:30)


PENUTUP [11]


D
arwin mengajukan penyataannya bahwa manusia dan kera berasal dari satu nenek moyang yang sama dalam bukunya The Descent of Man, terbitan tahun 1871. Sejak saat itu hingga sekarang, para pengikut jalan (evolusi) Darwin telah mencoba mendukung pernyataannya. Sepertihalnya Yuval Noah Harari. Tetapi meskipun berbagai penelitian telah dilakukan, pernyataan mengenai "evolusi manusia" tidak didukung oleh penemuan ilmiah yang nyata, khususnya dalam hal fosil.

Kebanyakan masyarakat awam tidak menyadari kenyataan ini, dan berfikir bahwa pernyataan evolusi manusia didukung oleh banyak bukti yang kuat. Penyebab adanya opini yang keliru ini adalah bahwa permasalahan ini sering dibahas dalam media dan dihadirkan sebagai fakta yang terbukti.

Tetapi yang benar-benar ahli dalam masalah ini menyadari bahwa tidak ada landasan ilmiah bagi pernyataan evolusi manusia. David Pilbeam, ahli paleoanthropologi dari Harvard University, mengatakan: “Jika Anda mengundang seorang ilmuwan dari bidang ilmu yang lain dan menunjukkan padanya sedikitnya bukti yang kita miliki ia tentu akan mengatakan, "Lupakan saja; itu tidak cukup untuk diteruskan.”

Dan William Fix, seorang penulis sebuah buku penting dalam bidang paleoanthropologi, berkomentar: “Seperti yang telah kita lihat, ada banyak ilmuwan dan orang-orang populer saat ini yang memiliki nyali untuk mengatakan bahwa ‘tidak ada keraguan’ tentang bagaimana manusia berasal. Jika saja mereka memiliki bukti.”

Tetapi apakah landasan gagasan evolusi manusia yang diajukan oleh para evolusionis? Ialah adanya banyak fosil yang dengannya para evolusionis bisa membangun tafsiran-tafsiran khayalan. Sepanjang sejarah, telah hidup lebih dari 6.000 spesies kera, dan kebanyakan dari mereka telah punah. Saat ini, hanya 120 spesies yang hidup di bumi. Enam ribu atau lebih spesies kera ini, di mana sebagian besar telah punah, merupakan sumber yang melimpah bagi evolusionis. Pernyataan evolusi ini, yang "miskin akan bukti," memulai pohon kekerabatan manusia dengan satu kelompok kera yang telah dinyatakan membentuk satu genus tersendiri, Australopithecus. Menurut pernyataan ini, Australopithecus secara bertahap mulai berjalan tegak, otaknya membesat, dan ia melewati serangkaian tahapan hingga mencapai tahapan manusia sekarang (Homo sapiens). Tetapi rekaman fosil tidak mendukung skenario ini. Meskipun dinyatakan bahwa semua bentuk peralihan ada, terdapat rintangan yang tidak dapat dilalui antara jejak fosil manusia dan kera. Lebih jauh lagi, telah terungkap bahwa spesies yang digambarkan sebagai nenek moyang satu sama lain sebenarnya adalah spesies masa itu yang hidup pada periode yang sama. Ernst Mayr, salah satu pendukung utama teori evolusi abad ke-20, berpendapat dalam bukunya One Long Argument bahwa "khususnya [teka-teki] bersejarah seperti asal usul kehidupan atau Homo sapiens, adalah sangat sulit dan bahkan mungkin tidak akan pernah menerima penjelasan akhir yang memuaskan."

Di lain pihak, terdapat perbedaan yang berarti dalam susunan anatomi berbagai ras manusia. Terlebih lagi, perbedaannya semakin besar antara ras prasejarah, karena seiring dengan waktu ras manusia setidaknya telah bercampur satu sama lain dan terasimilasi. Meskipun demikian, perbedaan penting masih terlihat antara berbagai kelompok populasi yang hidup di dunia saat ini, seperti, sebagai contoh, ras Scandinavia, suku pigmi Afrika, Inuits, penduduk asli Australia, dan masih banyak lagi yang lain.

Tidak terdapat bukti untuk menunjukkan bahwa fosil yang disebut hominid oleh ahli paleontologi evolusi sebenarnya bukanlah milik spesies kera yang berbeda atau ras manusia yang telah punah. Dengan kata lain, tidak ada contoh bagi satu bentuk peralihan antara manusia dan kera yang telah ditemukan.

Setelah semua penjelasan umum ini, sekarang mari kita telaah bersama hipotesis evolusi manusia.


Pohon Kekerabatan Manusia Yang Dibuat-Buat

Pernyataan Darwin mendukung bahwa manusia modern berevolusi dari sejenis makhluk yang mirip kera. Selama proses evolusi tanpa bukti ini, yang diduga telah dimulai dari 5 atau 6 juta tahun yang lalu, dinyatakan bahwa terdapat beberapa bentuk peralihan antara manusia moderen dan nenek moyangnya. Menurut skenario yang sungguh dibuat-buat ini, ditetapkanlah empat kelompok dasar sebagai berikut: 1. Australo-phithecines (berbagai bentuk yang termasuk dalam genus Australo-phitecus); 2. Homo Habilis; 3. Homo Erectus; 4. Homo Sapiens

Genus yang dianggap sebagai nenek moyang manusia yang mirip kera tersebut oleh evolusionis digolongkan sebagai Australopithecus, yang berarti "kera dari selatan." Australophitecus, yang tidak lain adalah jenis kera purba yang telah punah, ditemukan dalam berbagai bentuk. Beberapa dari mereka lebih besar dan kuat ("tegap"), sementara yang lain lebih kecil dan rapuh ("lemah").

Para evolusionis menggolongkan tahapan selanjutnya dari evolusi manusia sebagai genus Homo, yaitu "manusia." Menurut pernyataan evolusionis, makhluk hidup dalam kelompok Homo lebih berkembang daripada Australopithecus, dan tidak begitu berbeda dengan manusia moderen. Manusia moderen saat ini, yaitu spesies Homo Sapiens, dikatakan telah terbentuk pada tahapan evolusi paling akhir dari genus Homo ini. Fosil seperti "Manusia Jawa," "Manusia Peking," dan "Lucy," yang muncul dalam media dari waktu ke waktu dan bisa ditemukan dalam media publikasi dan buku acuan evolusionis, digolongkan ke dalam salah satu dari empat kelompok di atas. Setiap pengelompokan ini juga dianggap bercabang menjadi spesies dan sub-spesies, mungkin juga. Beberapa bentuk peralihan yang diusulkan dulunya, seperti Ramapithecus, harus dikeluarkan dari rekaan pohon kekerabatan manusia setelah disadari bahwa mereka hanyalah kera biasa.

Dengan menjabarkan hubungan dalam rantai tersebut sebagai "Australopithecus > Homo Habilis > Homo Erectus > Homo Sapiens," evolusionis secara tidak langsung menyatakan bahwa setiap jenis ini adalah nenek moyang jenis selanjutnya. Akan tetapi, penemuan terbaru ahli paleoanthropologi mengungkap bahwa australopithecines, Homo Habilis dan Homo Erectus hidup di berbagai tempat di bumi pada saat yang sama. Lebih jauh lagi, beberapa jenis manusia yang digolongkan sebagai Homo Erectus kemungkinan hidup hingga masa yang sangat moderen. Dalam sebuah artikel berjudul "Latest Homo Erectus of Java: Potential Contemporaneity with Homo sapiens ini Southeast Asia," dilaporkan bahwa fosil Homo Erectus yang ditemukan di Jawa memiliki "umur rata-rata 27 ± 2 hingga 53.3 ± 4 juta tahun yang lalu" dan ini "memunculkan kemungkinan bahwa H. Erectus hidup semasa dengan manusia beranatomi moderen (H. Sapiens) di Asia tenggara"

Lebih jauh lagi, Homo Sapiens Neanderthalensis (manusia Neanderthal) dan Homo Sapiens Sapiens (manusia moderen) juga dengan jelas hidup bersamaan. Hal ini sepertinya menunjukkan ketidakabsahan pernyataan bahwa yang satu merupakan nenek moyang bagi yang lain.

Pada dasarnya, semua penemuan dan penelitian ilmiah telah mengungkap bahwa rekaman fosil tidak menunjukkan suatu proses evolusi seperti yang diusulkan para evolusionis. Fosil-fosil, yang dinyatakan sebagai nenek moyang manusia oleh evolusionis, sebenarnya bisa milik ras makhluk yang lain atau milik spesies kera. Coba diperhatikan makna surat Al-lnsān dan Al-An‘ām dari teori evolusi “manusia” vs kreasi manusia sbb:

Kami telah menciptakan mereka dan menguatkan persendian tubuh mereka. Tetapi, jika Kami menghendaki, Kami dapat mengganti dengan yang serupa mereka. (QS Al-lnsān/76:28)

Dan Tuhanmu Mahakaya, penuh rahmat. Jika Dia menghendaki, Dia akan memusnahkan kamu dan setelah kamu (musnah) akan Dia ganti dengan yang Dia kehendaki, sebagaimana Dia menjadikan kamu dari keturunan golongan lain. (QS Al-An‘ām/6:133)


Demikianlah paparan hasil bedah buku (review) buku Sapiens yang selanjutnya dimasa datang akan menuju perbaikan kualitas hidup. Seperti halnya masa depan umur manusia yang dapat diusahakan sepanjang mungkin, ekonomi yang tidak menjadi beban lagi, dan hidup bahagia.

Namun Harari juga meramalkan bahwa Homo Sapiens yang akan datang diganti atau diperbaharui menjadi “superhumans”. Ini dimungkinkan oleh adanya kelanjutan dari hasil Revolusi Santifik melahirkan manusia  human enginering”. Dengan itu Harari telah menemukan, bukan jiwa, atau kehendak bebas, bahkan diri, melainkan manusia hanyalah gen-gen, hormon, dan jaringan-jaringan syaraf yang tunduk kepada hukum-hukum atau kaidah-kaidah fisika dan kimia yang selama ini juga mengatur realitas-realitas di sekitar kita.

Pertanyaannya: Cangkang (badan) manusia yang menjadi satu-satunya realitas? Bukankah manusia punya Ruh, selain badan “biologis” sebagai cangkang atau alat ruh untuk melaksanakan karsa, kreasi, dan karyanya? Bukankah ruh sebagai sumber karsa, kreasi, dan karya bisa bernilai baik atau buruk - di alam akhirat yang perlu mempertanggungjawabkannya? Ruh bersumber dari “langit” kembali ke “langit”.  Sementara cangkang manusia berasal dari “tanah” di bumi kembali menjadi tanah yang berada di bumi. Allāhu a’lam bish-Shawab. □


Lanjut atau Kembali ke:     1      2


Catatan Kaki:
[1]Primata adalah mamalia (binatang menyususi) yang memiliki tulang belakang
[2] https://neuhauslabs.com/jenis-jenis-kera/
[3] https://id.wikipedia.org/wiki/Adam
[4] https://id.wikipedia.org/wiki/Adam
[5]https://international.sindonews.com/read/1296465/45/mengenal-peradaban-kuno-tertua-di-dunia-1523280145
[6] Kode Hammurabi adalah kode hukum Babilonia kuno yang terpelihara dengan baik dari Mesopotamia kuno, yang berasal dari sekitar tahun 1754 SM. Ini adalah salah satu tulisan tertua di dunia yang telah diterjemahkan dengan panjang. Raja Babel ke-6, Hammurabi, memberlakukan kode (hukum), dan sebagian salinannya ada pada prasasti (piagam atau dokumen yang ditulis pada bahan yang keras dan tahan lama) batu setinggi 7,6 feet (2,28 meter) dan berbagai tablet (prasasti kecil) - huruf/gambar tertulis terbuat dari tanah liat. Kode ini terdiri dari 282 hukum, dengan tingkat hukuman yang disesuaikan dengan jenis kesalahannya, "mata ganti mata, gigi ganti gigi" (hukuman pembalasan) yang dinilai tergantung pada status sosial, budak dan orang bebas. [5]
[7]https://books.google.com/books/about/The_Code_of_Hammurabi_Hammurabi.html?id=pMtcMQAACAAJ&source=kp_book_description
[8]https://en.wikipedia.org/wiki/Great_Pyramid_of_Giza.
[9]Diterangkan dalam bukunya yang lain “Homo Deus - A Brief History of Tomorrow” - (Homo Deus - Sejarah Singkat Manusia Yang Akan Datang). Menurut Hariri, dalam sejarahnya manusia mengalami tiga tantangan yang bisa membinasakannya yaitu kelaparan, penyakit dan peperangan. Ketiga persoalan fundamental ini, katanya sudah dapat diatasi. Dalam hal kelaparan misalnya, manusia mati justru karena terlalu banyak makan, kegemukan.
   Kalau semuanya sudah diatasi, lalu apa target manusia selanjutnya? Menurut Hariri, “…the next targets are likely to be immortality, happiness and divinity.” - “target selanjutnya adalah keabadian, kebahagiaan dan keilahian.” Maka sekarang katanya, manusia berusaha mengatasi usia tua dan bahkan kematian itu sendiri. Bahkan ada kecenderungan manusia “mengupgrade” dirinya sebagai tuhan. Dari “Homo Sapiens” manusia beralih menjadi “Homo Deus”- Manusia (yang menyerupai) Tuhan.
   Sebagai Homo Sapiens, manusia dengan segala kemampuan Ipteknya telah berhasil menaklukkan tiga persoalan utama tadi. Sebagai Homo Deus, manusia akan makin bersandar pada ilmu dan teknologi dengan cara lebih eksplisit dan lebih rinci. Khususnya ilmu biologi dan ilmu komputer akan makin mendapat perhatian, termasuk cabang-cabang dan ranting-rantingnya seperti ilmu syaraf, ilmu-ilmu pengetahuan tentang kehidupan (life sciences), dan intelijensi buatan (artificial intelligence).
   Maka semakin berkembang ilmu-ilmu ini, maka makin disingkapkan tabir yang selama ini penuh rahasia, yaitu cara kerja otak manusia, proses berpikir dan mekanisme subyektivisme manusia yang meliputi perasaan, jiwa, dan kesadaran. Ini disebutnya, “sapiens black box” - “kotak hitam sapiens”.
   Manusia, kata Hariri telah menemukan, bukan jiwa, atau kehendak bebas, bahkan diri, melainkan hanyalah gen-gen, hormon, dan jaringan-jaringan syaraf yang tunduk kepada hukum-hukum/kaidah-kaidah fisika dan kimia yang selama ini juga mengatur realitas-realitas di sekitar kita. Kira-kira begitu pandangan dalam buku Hariri ini.
   Kita mendapat kesan, bahwa soal kehidupan tidak lebih dari persoalan teknis semata-mata. Bahwa yang disebutnya kemampuan algoritma dalam komputer dan ilmu-ilmu tentang kehidupan (life sciences) bakal berkembang begitu rupa. Bahkan melampaui kemampuan kognisi manusia dalam setiap bidang kehidupan.
   Pertanyaan yang muncul tentu, kalau jaringan algoritma pada komputer berkembang begitu rupa pada satu pihak, dan pada pihak lain berkembang juga ilmu-ilmu tentang kehidupan dan jaringan syaraf, apakah yang terjadi ketika keduanya bertemu?
   Hariri menjawab, keduanya akan bergabung untuk pada akhirnya tercapailah kesatuan sistem kognitip yang sama. Pada titik ini katanya, Homo Sapiens “will disintegrate from within” - akan hancur dari dalam”, dan bukannya musnah seperti halnya Homo Neanderthalensis. Pada saat inilah, kata dia Homo Sapiens bermetamorfosis (berubah bentuk atu bertranformasi) menjadi Homo Deus, Manusia (yang menyerupai) Tuhan.
   Demikian jalan pikiran singkat Sang Guru Besar ini. Mungkin pandangan ini mengejutkan bagi sebahagian. Mungkin juga bagi sebahagian dianggap sebagai perkembangan yang tidak terhindarkan sejalan dengan “makin dewasa”nya makhluk manusia.
   Namun Hariri sendiri mengingatkan bahwa yang ditulisnya ini bukan prediksi, apalagi nubuat. Ini adalah probabilitas, katanya. Dengan demikian, ia bisa terjadi, tetapi bisa juga tidak! [10]
[10] https://www.suarakristen.com/2018/05/03/homo-deus-ketika-manusia-bermain-sebagai-tuhan/
[11] Tambahan dari Admin Blog bedah Buku. Diambil dari berbagai sumber yang didapat dari:
http://asal-usul-motivasi.blogspot.com/2010/10/asal-usul-nabi-adam-manusia-pertama.html □□