KATA PENGANTAR PENULIS
JUDUL
BUKU: “Siapkan Diri - Panduan Menyiapkan Diri Agar Kelak Menjadi Lansia Yang
Sehat Dan Bahagia”. Penulis: Zulkarnain
Tajibnapis. Bedah buku tanggal 22
September 2018, jam 9:00 pagi.
P
|
ertama-tama, saya ucapkan terima kasih atas
kedatangan Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu semuanya di sini untuk membicarakan sebuah
buku yang saya tulis tentang lanjut usia. Saya juga ucapkan terima kasih kepada
Pak Nur Adnan yang telah memprakarsai diskusi tentang lanjut usia.
Terus terang, saya terkejut ketika Pak Nur
menilpon saya, minta apakah saya bersedia membicarakan buku saya yang sudah
diterbitkan oleh salah satu penerbit mayor di Jakarta: Elex Media Komputindo,
bagian dari Kompas Gramedia. Saya katakan terkejut, sebab saya berpikir buku
yang saya tulis tentang lanjut usia itu sebetulnya kurang lengkap dan tidak
cukup mendalam. Beberapa bagian dalam buku seharusnya perlu diperpanjang.
Tetapi iseng-iseng saya tawarkan kepada penerbit Elex Media Komputindo dengan
harapan penerbitnya bersedia menerbitkan. Dan Alhamdulillah setelah mereka cek
seluruh naskah, saya dapat berita buku saya lolos sesudah diperiksa oleh para
editor penerbit.
Perlu saya tambahkan bahwa sebelum diterbitkan
oleh penerbit Elex Media Komputindo, buku saya itu sudah diterbitkan oleh
Penerbit Mandiri (Self-Publishing, Mer-C Publishing) di Jakarta. Ternyata sesudah saya terima
beberapa exemplar, saya merasa kecewa, sebab Penerbit Mandiri itu tidak membuat
layout atau tata-letak. Jadi langsung scriptnya dicetak.
Ketika saya tawarkan buku saya kepada penerbit
Elex Media Komputindo, saya ganti judulnya, dan saya tambahkan beberapa bagian,
termasuk daftar glosarium yang ditempatkan di bagian belakang buku. Indek buku
dihapus meski saya sudah tawarkan kepada penerbit.
URAIAN ISI BUKU
S
|
ebagaimana yang saya sebutkan dalam kata
pengantar, buku saya ini bukan buku ilmiah atau kedokteran, melainkan sarana
pendekatan singkat membahas masalah-masalah yang terkait dengan lanjut usia.
Saya ingin menyumbang pikiran dalam mencoba secara deskriptif meletakkan
persoalan-persoalan pada proporsi yang seimbang tentang konsep usia tua.
Definisi Seorang Yang Disebut Tua
Buku saya bagi dalam sepuluh bab, antara lain,
dikupas tentang bagaimana definisi seorang yang disebut tua. Di Indonesia,
menurut undang-undang No. 13 tahun 1998, lanjut usia adalah seseorang yang
telah mencapai 60 tahun ke atas. Tetapi ketentuan semacam itu berbeda di negara
lain. Misalnya, Organisasi Kesehatan (WHO) berkesimpulan bahwa di kontinen
Afrika, seorang mulai memasuki usia tua setelah ia mencapai umur 50 tahun. Dan
menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, secara umum yang dikatakan usia tua adalah
60 tahun plus.
Barangkali sepintas lalu, tidaklah perlu kita
terlalu memfokuskan pada ketentuan di atas sebab sering kita dengar orang mengatakan
bahwa sebetulnya umur itu hanya mengacu pada sesuatu angka atau bilangan. Novelis
Amerika Mark Twain pernah mengatakan bahwa “age is an issue of mind over
matter. If you don’t mind, it doesn’t matter.”
Jadi yang dimaksud oleh pengarang Amerika itu adalah bahwa usia itu sebetulnya
hanya tergambar dalam pikiran saja. Yang penting adalah bagaimana sikap atau
perasaan diri kita sendiri, artinya apakah kita memang merasa tua atau kita
ingin tetap berjiwa muda. Ingatlah ucapan yang sering kita dengar: “you are as
young as you feel.”
Dalam buku, juga disinggung tentang cara
mengukur usia, teori-teori bagaimana setiap orang menjadi tua dan dampak proses
menua. Begitu juga apakah seorang bisa
mencapai usia 100 tahun. Berkat pengetahuan yang diperoleh, para dokter dan
pakar kesehatan dan riset berupaya untuk membantu meningkatkan kesehatan dengan
harapan agar proses menua bisa diperlambat.
Apakah Dengan Proses Menua Itu Kita Merasa Khawatir, Cemas Dan
Gelisah?
Saya paparkan juga tentang cara-cara atau upaya
agar tidak merasa khawatir, cemas atau gelisah yang bisa memunculkan tingkah
laku yang negatif. Jadi sebaiknya kita tanamkan benih-benih pandangan positif
dan optimis. Hal ini penting, sebab tubuh kita yang meningkat tua itu, mudah
terserang berbagai penyakit.
Reaksi fisik dan mental seorang lanjut usia
menjadi lambat. Hal ini lumrah karena dalam tubuh seseorang memasuki lanjut
usia itu, terjadi yang disebut proses menjadi tua, artinya secara
berangsung-angsur, kesehatan dan fungsi tubuh menurun disebabkan oleh kerusakan
sel-sel dalam tubuh yang tidak lagi dapat tumbuh berkembang dan mereproduksi. Saya
kutip pernyataan dokter Richard Flanigan yang disebutnya “sepuluh ancaman” yang
dihadapi oleh seorang lanjut usia, antara lain: penyakit jantung, kanker,
stroke, paru-paru, kecelakaan, diabetes, influensa dan pneumonia, alzheimer,
penyakit ginjal dan septicemia, yaitu infeksi bakteri yan dimulai di suatu
bagian tubuh, kemudian memasuki jalan darah dan kemudian menyebar ke
organ-organ yang lain dalam tubuh. Juga
saya sebutkan penyakit yang kita kenal semua, misalnya arthritis, gout,
hipertensi dan depresi. Dalam buku, saya juga singgung tentang pengobatan
alternatif misalnya, pengobatan tradisional Cina yang populer, akupuntur. Juga
chiropractic.
Bagaimana Hidup Sehat, Bahagia dan Panjang Umur?
Bab lima, yang saya anggap merupakan tema buku, berisi
anjuran bagaimana hidup sehat, bahagia dan panjang umur. Memang, seperti kata
orang, “it is easier said and done.” Jadi lebih mudah mengatakannya daripada melakukannya.
Tetapi meskipun demikian, harus ada upaya dan komitmen untuk melakukanya. Cara atau
pola untuk hidup sehat, bahagia dan panjang umur itu antara lain:
Makanan Sehat. Jelas makanan yang kita makan itu
penting untuk kesehatan. Hippocrates, dokter yang disebut sebagai Bapak Ilmu
Kedokteran Barat, menaruh kepercayaan bahwa alam memilik kekuatan untuk
menyembuhkan tubuh.
- Minum air secukupnya
Pengarang Mark Fenton menyebut air “the elixir
of life atau obat serbaguna untuk hidup. Manfaat air antara lain membantu
pencernaan dan penyerapan melalui dinding usus yang penting dalam pembuangan
sisa metabolism. Air juga disebut sebagai penelan nafsu makan sebab air itu dapat membantu rasa kenyang.
- Perbanyaklah makan sayur-sayuran dan buah-buahan
Makanan serat tinggi, biji-bijian,
kacang-kacangan. Makan makanan yang mengandung serat tinggi membantu mengurangi
risiko penyakit jantung, tekanan darah tinggi dan tingkat kolesterol.
- Olahraga
Bagi seorang lanjut usia yang ingin tetap sehat,
berolahraga adalah salah satu komponen penting bagi kesehatan. Manfaat olahraga
antara ini adalah keseimbangan badan lebih baik, sehingga lebih kecil risiko untuk
jatuh. Kadar gula darah lebih mudah dikontrol.
- Cukup tidur
Dari pengalaman sehari-hari, kita tahu ada bermacam-macan
sebab mengapa kita menemui kesulitan untuk bisa tidur, misalnya terlalu banyak
memikirkan perosalan yang rumit, menderita kesusahan batin atau finansial atau
sedang dalam perjalanan. Dan apabila kita tidak cukup tidur, itu akan berpengaruh
terhadap fisik dan mental. Jika kita mengalami kurang tidur dalam jangka waktu
yang cukup lama, maka keadaan demikian itu disebut insomnia.
- Melatih otak
Kita tahu bahwa otak manusia terdiri dari dua
belahan, yaitu belahan kiri dan belahan kanan. Menurut konsep ilmu kedokteran,
belahan otak yang sebelah kanan terkait dengan kreativitas dan emosi, sedangkan
belahan sebelah kiri merupakan pusat berpikir rasional dan logis. Usahakan
mencari kegiatan sehaari-hari yang mengharuskan otak atau pikiran kita untuk
mencari solusi. Misalnya, main cantur, mengerjakan teka-teki silang atau
mengerjakan sesuatu di mana anda Anda harus menghitung dengan angka.
Akhir-akhir ini, beberapa pengamat menganjurkan agar kita menyediakan waktu
untuk mengikuti program-program televisi yang biasa kita kenal sebagai
talk-show. Begitu juga kegiatan membaca, menulis dan mengarang. Aktif
menggunakan komputer. Mengambil pelajaran, seperti bahasa dan musik. Jadi usahakan
agar fisik dan mental terus terlatih.
- Berpandangan positif dan optimis
Seorang ahli nutrisi, Elizabeth Somer, menulis
mengapa sikap atau pandangan yang optimis dalam hidup membawa manfaat bagi
kesehatan. Mengutip kata-katanya: “Mereka yang mengontrol kesehatan tubuh,
mengikuti aturan makanan yang sehat, dan berolahraga, lebih jarang menderita
sesuatu penyakit. Mereka yang bersikap pesimis cenderung untuk tidak mempraktekan
kebiasaan atau tingkat laku hidup yang sehat dan itu menimbulkan akibat terhadap
kesehatan. Selanjutnya ahli nutrisi itu menulis: “Mereka yang khawatir, resah
atau merasa depresi akan berdampak terhadap jantung, menekan sistem
kekebalan dan mengubah zat kimia dalam
darah dan otak. Sebaliknya, bersikap positif, memiliki harapan, riang hati dan
tenang pikiran, membantu orang-orang yang sehat menjaga kesehatan mereka.
Ahli nutrisi Elizabeth Somer menawarkan resep
hidup bagaimana kita berusaha berperilaku yang membantu menjaga kesehatan fisik
dan jiwa, yaitu berupaya membuat hati girang dan tertawa. Saya kutip kata-katanya: “Hati girang dan tertawa itu bisa menghilangkan
tensi dan stres, dan menstimuliasi sistem kekebalan tubuh, jadi meningkatkan
kekuatan tubuh untuk melawan penyakit.
Jika kita tertawa, maka itu bisa memperlancar peredaran darah dan pernapasan,
membantu mengalirkan oksigen ke otak dan otot-otot tubuh. Tertawa mendorong pelepasan
endorfin dalam otak, Endorfin adalah zat kimia yang membawa perasaan nyaman dan
gembira. Dokter Robert Butler menamakan tertawa itu sebagai the best medicine.
- Bermeditasi
Bermeditasi itu membantu penyembuhan karena
efeknya yang kuat membuat tubuh menjadi tenang, misalnya menghadapi stres.
Bermeditasi memperlambat denjut jantung, menurunkan tekanan darah, meningkatkan
aliran darah ke otak, dan menyeimbangkan pola gelombang otak.
- Memaafkan dan Bersyukur
Menurut studi yang dilakukan oleh Universitas
California, mereka yang suka bersikap memaafkan (forgiveness) dan bersyukur
(gratitude) bisa terhindar dari dampak emosi yang buruk dan merugikan
kesehatan. Sebaliknya, mereka yang suka marah, mengeluh, dendam atau selalu
merasa kecewa, akan menderita dari segi kesehatan, baik fisik maupun emosi.
- Buanglah rasa khawatir
Seorang pakar dari Universitas Cornell, Karl
Pillemer, menganjurkan yang disebutnya lima pelajaran bagi lanjut usia, yaitu: Menjadi
tua adalah lebih baik dari pada yang Anda sangka, sebab itu adalah waktu yang
membuka kesempatan untuk melakukan sesuatu kegiatan, terutama yang sudah lama
ingin dilakukan, misalnya melakukan sesuatu hobi seperti berkebun, membaca buku atau
menulis.
Kerjakan sekarang segala sesuatu yang Anda
inginkan. Meskipun menyadari bahwa kehidupan di dunia ini bersfiat temporar,
namun pergunakanlah sebaik-baiknya waktu terulang yang ada.
Janganlah Anda merasa khawatir tentang kematian,
meskipun ajal akan datang pada suatu waktu dan tempat yang ditentukan
sepenuhnya oleh Sang Pencipta. Sering kita dengar orang berkata: “enjoy life
while you can.” Tetapkan Anda berkomunikasi, berinteraksi dengan
teman-teman, mendatangkan ikatan batin atau emotial attachment.
- Buatlah rencana tentang di mana Anda akan tinggal
Ini terkait dengan pilihan Anda akan tinggal
sesudah pensiun. Ada yang tetap ingin tinggal di rumah atau kota yang sama,
karena beberapa faktor, misalnya sudah kenal dengan kondisi atau keadaan kota.
Namun, ada juga yang ingin mencoba lingkungan baru, berganti suasana atau
pemandangan. Dokter Pallemer mengatakan bagi seorang lanjut usia: “terimalah
proses menua itu, dan sesuaikanlah kegiatan-kegiatan yang kita lakukan dengan
kemampuan fisik kita yang mengalami perubahan dan situasinya.”
- Vitamin sebagai makanan tambahan
Vitamin sebagai suplemen juga dibicarakan dalam
buku. Fakta bahwa vitamin sebagai suplemen untuk memenuhi kebutuhan nutrisi itu
adalah penting dan berfaedah, memang tidaklah disangkal. Namun, timbul
pertanyaan-pertanyaan yang wajib kita ketahui, misalnya, apakah perlu bagi
seorang lanjut usia mengambil vitamin sebagai suplemen? Vitamin apa yang harus
diambil dan seberapa dosis vitamin yang harus diambil?
Dokter Michael Roizen seorang internis,
memberikan pandangannya sbb: “Bagi dokter-dokter, salah satu aspek yang
membuat kita merasa frustrasi mengenai berbagai macam vitamin dan suplemen
adalah bukan karena vitamin itu tidak berguna. Tetapi kita tidak tahu apakah
vitamin itu benar-benar memang bermanfaat untuk dikonsumsi. Dengan pengecualian
beberapa vitamin yang esensial, misalnya kalsium, informasi yang ada pada kita
adalah terbatas mengenai peranan dan dosis optimum dari sebagian suplemen. Dokter
Roizen menambahkan bahwa pada umumnya
jika kita mengonsumsi makanan yang mengandung nutrisi yang cukup dan sehat,
maka kita akan mendapatkan semua nutrisi yang dibutuhkan. Namun hal demikian
tidak selalu bisa dilaksanakan, sebab kebanyakan di antara kita sibuk dengan
kegiatan sehari-hari. Oleh sebab itu, tidaklah mudah bagi kita untuk bisa selalu
dapat makan makanan yang kaya akan nutrisi. Jadi dianjurkan agar mengambil
multi-vitamin setiap hari.
Saya kutip seorang dokter Indonesia yang
berpraktek di negara bagian Connecticut, Dr. Richard Siahaan. Dokter Siahaan
mengatakan bahwa jika seorang sudah cukup mendapatkan vitamin dan protein yang
esensial dari makanan yang dikonsumsi setiap hari, seperti buah-buahan, sayur,
telur, daging, maka tidak perlu mengambil vitamin. Pada hakaketnya, jiga
seorang lanjut usia berkeinginan mengkonnsumsi vitamin sesudah konsultasi
dengan dokternya, maka baik kiranya menuruti nasihat dokter itu.
PENUTUP
B
|
ab terakhir buku mengupas tentang kenaikan
penduduk lanjut usia. Ini saya anggap sangat penting, sebab bertambahnya jumlah
segmen penduduk lanjut usia akan mendatangkan dampak yang cukup signifikan dan
merupakan tantangan bagi pemerintah.
Perubahan demografi ke arah bertambahnya jumlah
orang lanjut usia tidak hanya terjadi semata-mata di negara-negera industri. Seorang
pakar menyebut hal ini adalah suatu
fenomena global, dan akan mendatangkan dampak ekonomi dan sosial yang harus
dihadapi, ditangani dan dicari solusinya. Misalnya, bagaimana dengan kelompok
tenaga kerja dengan berkurangnya tenaga kerja muda, dan makin meningkatnya
orang pensiun karena menginjak lanjut usia.
Bagaimana pemerintah negara-negara di dunia akan harus mengambil
tindakan untuk mengakomodasi dan memenuhi kebutuhan orang-orang lanjut usia.
Dan juga bagaimana sikap dan pandangan golongan penduduk usia muda terhadap
situasi yang melahirkan perubahan-perubahan dalam masyarakat.
Ditinjau dari segi ekonomi, penduduk lanjut usia
dipandang sebagai beban dari pada sebagai sumber daya. Banyak orang beranggapan
kehidupan masa tua itu tidak lagi memberi manfat, bahkan merupakan beban bagi
masyarakat.
Saya ambil contoh negara Cina. Berbeda dengan negara-negara
lain, selama beberapa tahun Cina, memberlakukan larangan bagi warganya untuk
mempunyai lebih dari satu anak. Kebijakan pemerintah Cina yang dianut lebih
dari 30 tahun yang memperkenankan setiap keluarga mempunyai hanya satu anak,
ternyata mendatangkan akibat yang tidak diinginkan, antara lain: makin
menciutnya jumlah orang-orang usia muda dalam tenaga kerja sehingga menimbulkan
vakum dalam sumber-sumber daya negara. Oleh sebab itu, pada tahun 2015, Cina
mengubah kebijakan satu anak dan membolehkan suami-istri di negara itu untuk
mempunyai dua anak.
Sebetulnya, dalam buku ini saya sudah
merencanakan untuk membuat bagian khusus yang menyangkut tentang Indonesia, dan
mencoba mencari pakar-pakar tentang kependudukan yang bersedia untuk mengupas
tentang pertambahan penduduk usia lanjut di Indonesia. Sayang sekali, saya
tidak berhasil mendapatkan pakar-pakar demikian, sehingga bagian khusus yang
menyangkut tentang bertambahnya penduduk usia lanjut di Indonesia, terpaksa
saya batalkan. Menurut apa yang saya baca, di Indonesia, pada 2015, berdasarkan data dari
Badan Pusat Statistik , jumlah populasi
lansia di Indonesia mencapai 25,48 juta jiwa atau 8,03 persen dari seluruh
penduduk Indonesia, dan diperkirakan pada tahun 2025, jumlahnya akan mencapai
36 juta jiwa. Perserikatan Bangsa-Bangsa memprediksi pada 2050 Indonesia akan
masuk dalam daftar 10 negara dengan jumlah orang lanjut usia yang besar jumlahnya.
Beberapa Komentar Dalam
Menyikapi Hari Tua
B
|
uku
saya tutup dengan komentar beberapa teman yang menyikapi hari tua. Bagaimana perasaan menjadi orang tua sebagi berikut.
- Irene dan Jerry Cain, mantan karyawati dan karyawan Departemen Keuangan Amerika di Washington DC mengatakan:
“Dengan
semakin beranjak tua, kami merasa lebih bijaksana, bertindak lebih sopan, dan
menjalani kehidupan saat ini dengan sebaik-baiknya. Kami semakin merasa
bersyukur, terutama bagi teman-teman, keluarga dan kebebasan. Perasaan
mencintai lebih mendalam, apalagi terhadap cucu-cucu. Kami merasakan menemukan
kesenangan dan keindahan yang lebih besar di alam, seprti menyaksikan semburan ombak
di lautan, dan mengumpulkan kerang laut. Kami berkomuniasi dengan banyak orang,
melakukan kegiatan-kegiatan baru seperti berkebun dan mencoba resep-resep baru.
Kami juga menemukan spiritualitas dan kedamaian di hati. Kami pilih makanan
yang sehat, lebih banyak tidur, tidak lagi terlalu merasa khawatir, berjalan
di alam bebas, menggapai langit, membayangkan segala sesuatu akan terjadi,
selalu berfikir muda, positif dan sadar bahwa tulang-tulang tubuh menjadi
lemah. Kami sadar untuk menikmati segala sesuatu sebelum usia bertambah tua.
Meskipun
demikian, kami belum ingin melepaskan kegiatan-kegiatan yang sudah lama kami
lakukan, misalnya berjalan kaki. Memang sebagai seorang lanjut usia, jika
cedera di lutut, maka diperlukan waktu lebih lama untuk sembuh, dan hal seperti
itu mencegah kami untuk melakukan kegiatan yang kami gemari, yaitu lari. Oleh
sebab itu, kami perlu melakukan kegiatan alternatif, seperti berenang atau
bersepeda. Dari segi mental, kami merasa sehat. Sebagai usia lanjut, kita
hendaknya senantiasa siap untuk menghadapi segala sesuatu yang baru.
Saran
terbaik dari kami untuk para senior (lanjut usia) adalah hidup sederhana,
nikmati hidup Anda setiap hari, dan hiduplah di saat yang ada sekarang ini.”
- Kim Qui Do, DDS (Doctor of Dental Surgery), Arlington, Virginia mengatakan:
“Hidup
ini penuh dengan perjuangan dan pergulatan sengit yang harus dihadapi.
Bagaimana Anda mengatasi stress dalam hidup adalah menentukan apakah Anda
bahagia atau puas dalam kehidupan Anda. Janganlah Anda merasa merasa khawatir
tentang setiap aspek kehidupan sehari-hari. Periksalah aspek kehidupan mana
yang tidak dapat Anda kendalikan, dan biarkanlah segi kehidupan yang demikian
itu berlalu.
Bertindaklah
sebaik-baiknya menghadapi segi kehidupan yang dapat Anda kendalikan, dan
janganlah selalu menyesal apabila Anda membuat keputusan yang salah. Hidup ini
terus berjalan. Live and Let Live, artinya: Setiap orang berhak hidup menurut
caranya sendiri, tidak peduli bagaimanapun atau apapun orang lain mengkin
menyatakannya.”
- Abdul Nur Adnan, mantan karyawan Suara America (VOA) di Washinton DC mengatakan:
“Masa
Lansia adalah masa kita berkuasa penuh terhadap diri kita sendiri. Kita
menentukan sendiri apa yang harus kita kerjakan dan yang tidak ingin kita
kerjakan. Salah satu kebaikan yang sebaiknya kita kerjakan adalah meninggalkan
untuk anak cucu kita catatan mengenai diri kita, seperti menulis otobiografi untuk
keluarga. Syukur-syukur publik merasa perlu membaca.”
- Komentar Ahmad Faisal Marzuki Dalam Menyikapi Hari Tua
Ahmad
Faisal Marzuki adalah seorang mantan karyawan dan usahawan yang tinggal di
kawasan Gaithersburg, negara bagian Maryland. Pak Faisal sangat aktif meski
dalam usia lanjut, sebagaimana dikisahkannya sebagai berikut:
“Bagi
saya, hidup mulai di hari tua. Kenapa demikian? - Sebetulnya boleh dibilang tepat,
boleh juga tidak. Tepat, karena apa yang tidak terpikirkan di hari tua ini
dapat. Karena cukup waktu, dan ini saya gunakan.
Ketika
sebelum pensiun pikiran hanya bagaimana mendapat rezeki untuk menghidupi 3
orang anak, diri sendiri dan istri dan sedikit-sedikit membantu keluarga besar
lainnya di Indonesia. Apalagi ketika tinggal di Indonesia, single income. Biaya sekolah besar, karena 3 anak di sekolah
swasta. Berangkat kerja dari rumah jam 7:30 pagi, sampai di rumah sering jam 10
malam. Maklum kerja di swasta. Apalagi di Indonesia, hari kerja 6 hari sepekan,
ketika itu.
Ketika
tinggal dan menetap di Amerika, mulai tahun 1989 bersama keluarga, mula-mula
boleh dibilang cukup santai, karena istri kerja juga – double income. Kerja hanya 5 hari sepekan. Ada waktu untuk ikut
aktif dalam kegiatan masyarakat Indonesia. Biaya iuran sekolah tidak ada. Buku
teks (wajib) semua disediakan sekolah, kecuali buku catatan dan alat tulis
menjadi tanggung jawab murid – dalam hal ini orang tua. Sekolah menyediakan bus
antar jemput - pergi dan pulang, tidak dipungut bayaran. Makan siang (lunch) biayanya tidak mahal, bahkan
sangat murah. Karena itu, tidak banyak mengeluarkan uang, apalagi tidak perlu
pakaian seragam yang menambah beban orang tua.
Tetapi
itu tidak lama, begitu anak masuk perguruan tinggi – college, disini orang tua keteter. Mula-mula anak pertama, 4 tahun
kemudian anak kedua, dan 5 tahun berikutnya anak ketiga. Mulai disini saya
bekerja selama 10 tahun, sering kali 7 hari sepekan. Sering kali pua double shift untuk 2 atau 3 kali dalam
sepekan, tergantung berapa yang dibutuhkan anak dalam menyelesaikan pelajaran
di college.
Kalau
orang Amerika bilang no life, tapi
saya tak peduli. Life saya sebagai
orang tua, membekali pengetahuan anak sebaik mungkin. Kelak, setelah itu dapat
pekerjaan, pendapatannya akan melebihi dari generasi pertama. Demikianlah hidup
di Amerika. Mulai saat itu tidak begitu banyak aktif berpartisipasi dalam
kegiatan di masyarakat, “no life”, kecuali
kerja. Sesekali menulis, waktu itu hanya internet (belum ada blog, facebook
dll). Dan sesekali di bulletin Mushola KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia)
dan majalah Darma Wanita KBRI.
Di
tahun 2010, anak saya yang bungsu akan mengambil S-2, ia menyatakan, “Papa
(mereka memanggil saya seperti itu), Dinda (nama panggilan dirinya), nggak
perlu duit papa lagi. Saya dapat kerja di Kampus”. “Alhamdulillah”, saya
berucap.
Dua
pekan kemudian saya urus pensiun saya, dan 10 hari kemudian, SK pensiun saya
keluar dan sebulan kemudian, saya terima pensiunnya. Dan saat itu saya tidak
bekerja lagi untuk mendapatkan gaji, kecuali gaji dari pensiun. Pensiunnya
tidak besar, tapi untuk berdua hidup dengan istri saya, sudah cukup. Dana pensiun
ini tidak gratis, melainkan dipotong dari gaji saya. Kemudian dipotong untuk
dana kesehatan (biaya dokter, rumah sakit dan obat) hari tua saya.
Jadi
boleh juga kini saya katakan hidup di mulai hari tua. Saya memulai hidup baru
yang sangat berarti (sebenarnya setiap fase kehidupan berarti semuanya). Di
hari tua, saya tidak mengalami penyakit post
syndrome pekerjaan. Saya tidak uring-uringan mau apa yang dikerjakan dan
memikirkan kelebihan-kelebihan yang didapat dalam bekerja seperti dulu sebelum pensiun.
Sekarang
ada waktu luang yang cukup untuk bercengkerama dengan anak, mantu dan cucu
serta serta dengan teman-teman saya lainnya. Saya cukup aktif bermasyarakat,
kecuali musim dingin, banyak di rumah. Saya aktif sekali membaca dan menulis.
Saya punya jaringan media sosial fecebook dan blog. Apa yang saya baca, saya
pikirkan dan menangkap maksudnya, dan setelah itu menulis. Dan kemudian dimasukkan
ke facebook dan blog saya. Menjelang 2 tahun menulis di blog sudah mencapai 200
tulisan, plus 60-an mengisi aneka macam tulisan pendek disertai gambarnya,
foto, video sharing di facebook yang dimulai satu setengah tahun yang lalu.
Tema-tema (dalam bentuk imej) tulisan saya dalam Blog antara lain sbb:
Tema-tema (dalam bentuk imej) tulisan saya dalam Blog antara lain sbb:
Dari
membaca dan menulis ini, banyak manfaatnya bagi diri saya sendiri. Karena dari
situ banyak menimba apa arti hidup itu sebenarnya. Life is so short di pandang dari tulisan yang menatap kedepan bukan
dalam artian abad tapi millennium. “Bukan ambisius”, tapi karena saya senang
filsafat, filsafat ketauhidan dalam agama Islam, konsep atau ajaran hubungan
dengan Tuhan dan ajaran hubungan dengan manusia dan alam, sejarah, sosilogi,
antropologi, humaniora dengan segala hubungan dengan kemanusiaan dalam ideologi,
kepercayaan dan agama, meta-sains dalam Al-Qur'an. Semuanya itu menjadikan saya berpandangan jauh kedepan dalam melihat
dunia yang semestinya, ditengah kegalauan hidup (berbagai paham ideologi, agama
dan konsep hidup bermasyarakat dan bernegara), pertikaian-pertikaian sosial yang dimulai dan
diatasi dengan teror dan tindakan militer – bukan dialog dan toleransi. Dengan
inilah saya mengisi kehidupan hari tua saya yang cukup aktif, termasuk jalan
pagi atau petang di tepi danau (waduk) yang indah, bersih dan sehat, (lihat foto kedua dari atas) dekat atau seberang jalan dari
tempat tinggal saya.”
D
|
emikian
sekadar gambaran singkat tentang buku lanjut usia yang saya tulis. Komentar dan
masukan-masukan tentang buku lanjut usia yang saya tulis itu sangat saya
hargai.
Tentang
bahan-bahan yang saya gunakan dalam buku, dapat saya sebutkan bahwa bahan-bahan
buku itu berasal dari buku-buku yang saya dapat di perpustakaan Virginia.
Sekali
lagi terima kasih saya ucapkan atas kedatangan Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu dalam
acara bedah buku “Siapkan Diri - Panduan Menyiapkan Diri Agar
Kelak Menjadi Lansia Yang Sehat Dan Bahagia”. [Penulis: Zulkarnain Tajibnapis].
Profile Penulis
Zulkarnain H. Tajibnapis adalah mantan Managing Editor Siaran Bahasa Indonesia Suara Amerika (Voice of America) di Washington D.C.
Zulkarnain H. Tajibnapis adalah mantan Managing Editor Siaran Bahasa Indonesia Suara Amerika (Voice of America) di Washington D.C.
Semenjak
mulai pensiun di tahun 2007 pada usia 70 tahun, Zul, begitu panggilan akrabnya
sehari-hari, aktif di bidang penerjemahan dan penulisan buku.
Bekerjasama dengan beberapa teman penerjemah, ia telah menyelesaikan terjemahan, dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris, dua buku tentang ajaran Islam: “The 7 Islamic Daily Habits: Hidup Islami dan Modern Berbasis Al-Fatihah,” karya Dr. H. Harjani Hefni, dan “Bahan Renungan Kalbu: Pengantar Mencapai Pencerahan Jiwa”, karya Ir. Permadi Alibasyah.
Zul juga menterjemahkan, “Kumpulan Hadits”, untuk Masyarakat Islam Indonesia-Amerika (Indonesian American Muslim Community) di Houston, Texas. Disamping itu, pensiunan VOA ini telah menerjemahkan sebuah novel berjudul “Spektrum”, karya novelis Keshia Deisra.
Bekerjasama dengan beberapa teman penerjemah, ia telah menyelesaikan terjemahan, dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris, dua buku tentang ajaran Islam: “The 7 Islamic Daily Habits: Hidup Islami dan Modern Berbasis Al-Fatihah,” karya Dr. H. Harjani Hefni, dan “Bahan Renungan Kalbu: Pengantar Mencapai Pencerahan Jiwa”, karya Ir. Permadi Alibasyah.
Zul juga menterjemahkan, “Kumpulan Hadits”, untuk Masyarakat Islam Indonesia-Amerika (Indonesian American Muslim Community) di Houston, Texas. Disamping itu, pensiunan VOA ini telah menerjemahkan sebuah novel berjudul “Spektrum”, karya novelis Keshia Deisra.
Selain
buku, Zul menerjemahkan artikel-artikel dalam berbagai bidang seperti agama, ekonomi,
hukum, politik, ruang angkasa, perminyakan dan gas, dan lain-lainnya.
Ia
menulis pula novelnya yang pertama, “Memoar
Seorang Pemimpi”, dan sebuah otobiografi, “Dari Ampenan ke Washington”. Dalam bukunya “Anda Menua? Bersusyukurlah”, Zul membahas tentang konsep lanjut
usia dan persoalan-persoalan yang dihadapi yang dihadapi oleh para warga yang
sudah menjalani pahit-getir dan manisnya kehidupan di alam yang fana ini. Buku
ini diterbitkan oleh Mer-C Publishing (Penerbit Mandiri, self-publishing) di
Jakarta. Kemudian buku yang sama - setelah diedit kembali dan ditambah, diterbitkan oleh Elex
Media Komputindo, bagian dari Kompas Gramedia dengan judul buku diubah menjadi: “Siapkan Diri - Panduan Menyiapkan Diri Agar
Kelak Menjadi Lansia Yang Sehat Dan Bahagia”.
Pria
yang lahir di kota Ampenan (Pulau Lombok) ini, meraih Bachelor of Arts (B.A.)
dari George Washington University, dan Master of Arts (M.A.) dari American
University.
Zul
dan istrinya, Joeli, berdomisili di kawasan Centreville, Virginia, dan
mempunyai dua anak, Adrian, dan Ratih dan seorang cucu laki-laki yang bernama
Camden Owen Hudson. □