KATA PENGANTAR
"Aku tahu pikiranku sendiri. Aku dapat menilai orang lain dengan cara
yang adil dan akurat."
P
|
ersepsi diri semacam
itu ditantang oleh psikolog terkemuka. Mahzarin R. Banaji dan Anthony G. Greenwald ketika mereka
mengeksplorasi bias tersembunyi yang kita telah bawa seumur hidup.
Dalam buku Blind Spot
ini, penulis mengeksplorasi “bias tersembunyi”
yang ada dari pengalaman seumur hidup seseorang
atas kecenderungan adanya bias dalam
menilai kelompok
sosial seperti ras, etnis, agama, kelas sosial, atau kebangsaan,
dst.
"Blind Spot"
adalah metafor untuk menangkap bagian dari pikiran yang menyimpan bias
tersembunyi dalam menilai seseorang atau kelompok sosial lainnya dengan
cara bertanya tentang ‘sejauh mana kelompok-kelompok sosial tanpa kesadaran atau
sadar - telah
membentuk suka atau
tidaksuka, dalam menilai tentang
karakter, kemampuan, dan potensi orang lain.
Tujuan dari buku ini adalah untuk menjelaskan secara sains dalam bahasa yang cukup sederhana untuk
memungkinkan seseorang yang berniat
baik untuk mencapai keselarasan dalam menilainya. Menjelajahi bahasan
buku ini bearti sebenarnya adalah memahami
pikiran kita sendiri yang dengan itu dapat menilai orang lain.
Para penulis
mengungkapkan bias tersembunyi berdasarkan pengalaman mereka dengan “Tes Asosiasi Implisit”, sebuah metode yang telah merevolusi cara para ilmuwan
belajar tentang pikiran manusia dan yang memberi kita pandangan sekilas tentang
apa yang ada di dalam blindspot metafor ini.
“Orang-orang baik”
adalah kita yang berusaha untuk menyelaraskan perilaku kita dengan niat kita.
Dengan mendapatkan kesadaran seperti itu, kita dapat mengadaptasi keyakinan dan perilaku dan
"mengakali mesin" di kepala kita sehingga kita bisa lebih adil terhadap
orang-orang di sekitar kita. Menjelajah buku ini artinya adalah undangan untuk memahami pikiran kita sendiri.
Brindan
mengomentari, “Berwibawa, dan benar-benar dapat diakses, Blindspot adalah
buku yang akan menantang dan mengubah pembaca untuk tahun-tahun mendatang.”
Washington Post, “Dapat diakses dan berwibawa . . . . Meskipun kita mungkin tidak memiliki banyak
kekuatan untuk menghapus prasangka kita sendiri, (namun) kita dapat menangkalnya (mengatasinya). Langkah pertama adalah mengubah bias tersembunyi (dalam
“blind spot”) kita menjadi terlihat. . .
. Bagaimana kalau memang jika kita
bukan orang yang murah hati (baik, jujur) seperti kita? "
Bahan penulisan ini diambil dari pembedah buku
baik dalam bentuk “penyampaian oral” maupun “summary” tertulis serta jalannya pembedahan buku oleh para peserta bedah buku.
Lebih lanjut pembahasannya, dapat
diikuti dalam blog IMAAM BOOK DISCUSSION seperti terlampir dibawah. Bedah Buku
ini dibawakan oleh Bapak Dr. Amang Sukasih yang tidak asing lagi
bagi kita. Beliau adalah Chairman Board of Trustee IMAAM.
□ AFM
BLIND SPOT
HIDDEN BIASES OF GOOD
PEOPLE
Pembedah: Dr. Amang
Sukasih
PENDAHULUAN
B
|
uku dengan
tema “BLIND SPOT: HIDDEN BIASES OF GOOD PEOPLE oleh Mahzarin Banaji dan Anthony
Greenwald” adalah buku tentang ilmu psikologi yang meneliti jiwa manusia dalam
hal “tingkah laku manusia”. Buku ini bersifat akademis - ilmiah, tetapi diuraikan
semudah mungkin bagi orang awam seperti kita yang bukan ahlinya. Teorinya
bersifat aplikatif, artinya bisa connect
dengan kehidupan sehari-hari kita.
Mempelajari
buku ini dan menangkap isi paparannya adalah sebagai sumber palajaran agar kita
bisa gunakan untuk mengontrol keadaan diri kita sendiri. Yaitu melihat dan
menilai diri kita sendiri sebelum menilai diri orang lain yang dengan kata lain
tidak salah kaprah dan terhindar dari bias
atau kekeliruan.
Pengarangnya
Mahzarin Banaji dan Anthony Greenwald adalan orang-orang akademis, professor
dan researchers (peneliti) di bidang
psikologi, khususnya experimental
psychologist. Mahzarin Banaji sebelumnya adalah mahasiswa dari Prof. Anthony
Greenwald yang selanjutnya bersama-sama menyusun buku BLIND SPOT: HIDDEN BIASES
OF GOOD PEOPLE
Buku
tersebut pertama kali diterbitkan tahun 2013. Kemudian diterbitkan lagi pada
tahun 2016. Buku edisi terbaru ini lah yang dibahas disini. Buku yang membahas bias (penyimpangan atau ketidak benaran)
yang timbul dari ketidaksadaran (unconscious,
tidak sengaja) yang disebut dalam buku itu sebagai blind spot atau hidden biases,
bahkan bias ini terjadi pula ada pada Orang-Orang Baik (“of Good People”).
Latar
belakang pemilihan topik bahasan buku ini adalah selama hidup kita selalu dan
tidak terlepas bermuamalah, kontak sosial. Yaitu berinteraksi (dalam bergaul,
bekerja, berorganisasi, bertetangga, bernegara, bahkan berantar negara) sesama
kita, manusia. Akan tetapi kadang kita bias
secara tidak sadar dalam menilai seseorang.
Bedah
buku disampaikan oleh pembedah buku - Dr. Amang Sukasih, secara verbal
(menguraikan dengan perkataan) dan juga interaktif, dengan ‘nonton video’, test atau quiz.
Definisi
Definisi
“Blind Spot”: Istilah dalam anatomi berkaitan khususnya dengan retina
(penglihatan) mata kita, adalah area/spot tempat masuk syaraf yang tidak
sensitive terhadap cahaya (scotoma),
di mana cahaya yang masuk pada spot ini tidak ada path (jalan)-nya ke bagian penerimaan visual dalam otak. Dipakai
juga dalam istilah driving/car - mengemudikan kendaraan tapi tidak
tahu jalan menuju tujuannya.
Paparan buku
Paparan buku
dimulai dengan penjelasan terjadinya berbagai bias (blind spot) yang berhubungan dengan visual perception (visual
mindbugs) dan memory perception (memory mindbugs). Dimana mindbugs dimaknai bukanlah
keputusan sadar yang kita buat sebagai individu. Sebaliknya, mereka adalah
kebiasaan berpikir yang berurat berakar yang mengarah pada kesalahan dalam cara
kita memandang, mengingat, bernalar, dan membuat keputusan. Seperti dalam melihat (visual) sesuatu, dan dalam mengingat (memory) sesuatu.
Dasar penyusunan buku dan metodenya
Buku ini disusun
berdasarkan hasil penelitian yang menerangkan: ● Jenis-jenis bias (penyimpangan); ● Background (latar belakang) kenapa bisa terjadi
bias (penyimpangan); ● Metode assessment (metode penilaian berdasarkan
hasil test bias (penyimpangan); dan ●
Tips outsmarting (kiat-kiat atau
cara-cara mengatasi bias (penyimpangan).
Metode penelitiannya
adalah dengan bertanya secara tidak langsung. Karena dengan menggunakan
perrtanyaan secara langsung tidak efektif, karena jawaban bisa tidak terbuka,
bisa tidak tepat, bahkan bisa pula tidak jujur (lies)
PEMBAHASAN BUKU
S
|
atu chapter (bab) menjelaskan tentang
macam-macam lies (kebohongan), shades of truth (bayang-bayang kebenaran
yang sebenarnya tidak benar) seperti:
- White lies, contoh: “How are you?” (Apa kabar?) di jawab: “I am good” (saya baik) - jawaban basa-basi, padahal ia sedang susah atau kurang sehat dst;
- Gray lies - Kebohongan samar-samar (h. 23);
- Colorless lies - Kebohongan yang tidak ada maknanya (h.24);
- Red lies - Kebohongan yang berbahaya (h. 25-26);
- Blue lies - Kebohongan yang sebaliknya dari yang sebenarnya (h. 26-27).
Istilah Blind Spot
Blind
Spot diambil dari istilah “anatomi” berkaitan dengan penelitian khususnya mengenai
retina yaitu selaput mata yang pada
dinding mata tersebut menerima cahaya). Dalam mata (di sebut retina ini) ada area atau spot tempat
masuk cahaya ke dalam syaraf mata yang tidak begitu sensitive (peka) terhadap
cahaya - disebut scotoma, di mana
cahaya yang masuk pada spot ini tidak ada path
(jalan)-nya ke bagian penerimaan visual dalam otak. Dipakai juga dalam istilah driving/car - mengemudikan kendaraan tapi tidak tahu jalan menuju tujuannya.
Ada dua jenis bias (blind spot), yakni
yang berhubungan dengan visual perception
(visual mindbugs) dan satunya lagi yang berhubungan dengan memory perception (memory mindbugs).
Contoh visual mindbugs
Ada dua meja
(sebenarnya berukuran sama), tapi dalam suatu test menyatakan tidak sama.
Kenapa terjadi?
Ini pejelasan
dari bias ukuran dari dua meja
tersebut yang letak posisi meja berlaian, tapi sebenarnya berukuran sama, lihat
Gambar-1. Kita terbiasa hidup dalam dunia 3-D (tiga dimensi). Ketika melihat
gambar di kertas yang pada dasarnya adalah 2-D. Gambar 2-D dari dua meja (yang
sebenarnya sama, tapi letak posisinya berbeda) diterima di retina kita juga
secara 2-D, tapi otak secara otomatis mengkonversi ke dunia 3-D, yang dengan
itu otak mengatakan dua meja tersebut ukuranmya menjadi lain (tidak sama
padahal sama).
Kenapa
hasil pendapatnya atau penilaiannya terjadi seperti itu? Imply
(berarti, mengartikan) penerimaan objek diberi penilaian dalam otak kita yang sudah
ada persepsi sebelumnya (hadir lebih dahulu), sehingga keputusan (decision) kita dipengaruhi oleh persepsi
yang sudah ada (terbentuk sebelumnya) mengalahkan fakta (keadaan sebenarnya).
Cara
pembuktiannya adalah copy gambar permukaan Meja A dengan pensil tulis kepada
suatu kertas yang lain, kemudian tempelkan kertas yang telah berisi gambar
Meja-A ke gambar Meja-B, ternyata ukuran permukaan Meja-A dan Meja-B sama.
Contoh memory mindbugs
Contoh lain
dari memory mindbugs: “Mengingat 16
kata-kata” seperti berikut SEMUT | LUBANG | LABA-LABA | SARANG | RACUN | LALAT
| SAYAP | TAWON | LEBAH | KELABANG | GIGITAN | JANGKRIK | RAYAP | MERAYAP |
NYAMUK | LICIN.”
Pembahas
menyampaikan case tersebut diatas
kepada peserta bedah buku. Apa yang terjadi para peserta buku jawabannya tidak
mengingat semua kata-kata tersebut meskipun diberi sekedar waktu untuk
mengingatnya. Malah sebagian mengebutkan yang tidak tertulis, melainkan
“menambahkan” kata yang tidak ada dalam daftar kata (yang merupakan kesan atau
asosiasi saja) seperti kata-kata Cabang
, Daun, dsb.
Contoh lain
visual mindbugs: Warna di dua kotak checkboard
(papan catur), yang satu black
(hitam), satunya lagi grey (abu-abu).
Dianggap bahwa kotak catur warna grey
(abu-abu) yang ada dibawah bayangan tonggak selinder lebih gelap (tidak sama
dengan kotak catur warna grey
(abu-abu) yang tidak ada bayangannya.
Pejelasan
dari bias warna dua kotak yang tersusun dalam papan catur tersebut:
Contrast: A kelihatan lebih gelap karena dikelilingi oleh
kotak dengan warna yang lebih terang; dan sebaliknya B kelihatan lebih terang
karena dikelilingi oleh kotak dengan warna yang lebih gelap.
Imply (berarti, mengartikan): “Jangan berteman dengan pandai
besi (karena panas, tidak nyaman), berteman lah dengan
penjual parfum (karena harum, menyenangkan).”
Persepsi dari papan catur (checkboard) yang prior info
(info sebelumnya) warnanya berbeda.
Imply (berarti, mengartikan): Ada stereotype
Test memory mindbugs
Coret
kata-kata yang ada di kelompok awal, menyisakan kata-kata yang tidak ada di
kelompok awal (semua kata yang berhubungan dengan pohon tidak tercantum di list awal)
Kolompok
Awal:
“SEMUT |
LUBANG | LABA-LABA | SARANG | RACUN | LALAT | SAYAP | TAWON | LEBAH | KELABANG
| GIGITAN | JANGKRIK | RAYAP | MERAYAP | NYAMUK | LICIN.”
Test memory mindbugs: Coret kata-kata yang
ada di kelompok awal, menyisakan kata-kata yang tidak ada di kelompok awal
(semua kata yang berhubungan dengan pohon tidak tercantum di list awal)
Awalnya
seperti ini:
SEMUT
LABA-LABA LALAT TAWON LEBAH KELABANG JANGKRIK RAYAP NYAMUK SERANGGA
Hasilnya
seperti ini:
SARANG
RANTING TANAH KAYU CABANG RUMPUT DAUN BATANG AKAR TANAM DAHAN
Kenapa
terjadi seperti itu? Penjelasan sebagai berikut: (karena adanya memory mindbugs) ini ---> Pikiran kita
mengasosiasikan kata-kata dengan tema serangga, bukan kata yang berhubungan
dengan pohon. Siapa yang mencoret kata “SERANGGA”?
- Imply (berarti, mengartikan): Kesalahan memori ketika memilih kata SERANGGA karena pikiran kita menggunakan asosiasi (bias kelompok) stereotype, misal, orang hitam = penjahat, orang Batak = keras, dll.
- Ada “shared theme” (asosiasi kelompok digunakan untuk mengeneralisasi) ● “False Alarm”, salah mengingat sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. ● Bahaya
- Melihat adalah ilusi kepercayaan (“Seeing is believing”). Mari lihat Video dalam (---> klik) Melihat adalah ilusi kepercayaan
Dalam pandangan ajaran
Islam
Bagaimana
kalau berhutang lupa bayar? Karena sama sekali tidak ingat. Tips mengatasinya memory mindbugs-nya adalah dengan
mencatatnya sebagaimana yang diingatkan firman-Nya dalam Kitab Suci Al-Qur’an
yang artinya:
QS Al-Baqarah ayat 282: “Hai
orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai untuk
waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang
penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar.”
Contoh
lain: Sehari-hari dalam rumah tangga, dalam membantu pekerjaan rumah.
Bapak-bapak cenderung menilai dengan persentase tinggi (overestimate), karena setiap orang cenderung mengingat-ingat apa
yang sudah mereka lakukan dengan baik (the
availability bias).
Masih
banyak lagi contoh bias lainnya, tapi buku ini bukan membahas bias sepele. Buku
ini menyadarkan tentang bias-bias yang lebih berbahaya, yang mempunyai dampak
dalam hubungan sesama manusia, dampak sosial di dalam masyarakat, dampak di
lingkungan pekerjaan kita, di dalam rumah/rumah tangga, dalam politik dan
berpolitik, dalam negara dan bernegara, dll.
Contoh visual Raut Muka
dan Penampilan
Hal-hal
yang perlu diperhatian dari Visual Bias adalah: ● Bentuk raut muka menimbulkan
bias; ● Labeling menimbulkan bias; ● Imply:
bahaya decision yang didasarkan hanya karena penampilan.
- Test: orang yang mana berkulit lebih gelap? Dapat diikuti dalam Video melihat adalah ilusi kepercayaan) (klik --->) “Seeingis believing illusion
- Pelajaran: Lihat (klik --->) videotentang wajah
- Tes Asosiasi Implisit: Siapa yang terlihat lebih kompeten (klik--->) outsmartinghumanminds
Catatan: Bahaya kalau memilih calon hanya dari penampilan
History: TV vs Radio
dalam pemilihan presiden Amerika ke-35 antara John F. Kennedy vs Richard Nixon.
Sebelumnya dalam kampanye atau debat pemilihan yang biasa
digunakan adalah melalui radio. Namun di era pemilihan presiden ke-35 digunakan
pula televisi. Ketika pemilihan presiden
John F. Kennedy vs Richard Nixon, pertama kali debat presiden ditayangkan dalam
TV.
TV telah membantu kemenangan Kennedy yang muda. Pemilih yang
melihat debat melalui TV, memilih Kennedy. Pemilih yang mendengar debat lewat
radio, memilih Nixon (lebih presidential).
Dalam HISTORY
dot COM disebutkan “Kennedy-Nixon debates
was a new era in which crafting a public image and taking advantage of media
exposure became essential ingredients of a successful political campaign.” Artinya:
Perdebatan Kennedy-Nixon adalah era baru di mana membuat
citra publik dan memanfaatkan paparan media menjadi unsur penting dari kampanye
politik yang sukses.
Bias
jenis lain masih berhubungan dengan visual
bias. Baca: “A father and a son are
in a car accident. The father dies at the scene, and the son, badly injured, is
rushed to the hospital. In the operating room, the surgeon looks at the boy and
say, ‘I cannot operate this boy. He is my son.’” How can this be? - Bagaimana ini bisa terjadi? “Seorang ayah dan
seorang putra mengalami kecelakaan mobil. Sang ayah meninggal di tempat
kejadian, dan putranya, yang terluka parah, dilarikan ke rumah sakit. Di ruang
operasi, dokter bedah (seorang perempuan) melihat anak itu dan berkata, “Saya
tidak bisa mengoperasikan anak ini. Dia adalah anakku. '' Pertanyaannya,
bagaimana ini bisa terjadi? Karena gender bias. Yaitu Surgeon = Male (stereotype) ---> Ahli bedah = Laki-laki
(bias stereotype)
Sebelum
1970-an, anggota dari American symphony
orchestra kebanyakan adalah laki-laki. Di era 1970 dan pada tahun 1980, penilaia
mana audisi yang baik mulai dilakukan “blinding” (jury hanya mendengarkan tanpa
melihat siapa pemain musiknya). Sejak itu, pemain musik wanita meninggkat lebih
banyak. Pertanyaannya sebelumnya ada bias jenis kelamin, yaitu pemain konser
tersebut adalah lakik-laki ---> melihat penampilan siapa orangnya, laki-laki
atau perempuan.
Contoh-contoh lainnya
lagi dari stereotypes
Kesalahan
dalam anggapan stereotypes: yaitu seolah-oleh
kalau ● Tua = pelupa - Kalau tua itu pelupa, padahal ada juga orang muda itu
pelupa; ● Orang Jepang atau Korea = pemalu - Orang, padahal diluar orang Jepang
atau Korea itu ada juga yang pemalu; ● Orang Asia = Pintar Math - Umumnya ya,
tapi tidak semua orang Asia pintar matematik; ● Perempuan = lembut atau keibuan
- Umumnya ya, tapi tidak semua perempuan lembut atau keibuan yang disebut
“tomboy” - perempuan yang kelaki-lakian; ● Orang Batak = Keras - Dianggap semua
orang Batak itu keras, suaranya keras, padahal banyak juga yang lunak; ● Orang
Hitam atau Black = Penjahat - Padahal tidak semuanya seperti itu. Banyak juga
yang baiknya; ● American = White - Padahal tidak semua orang Amerika berkulit
putih, karena para imigran Amerika kini bukan lagi dari Eropa yang berkulit
putih, tapi datang dari segala bangsa di dunia, Afrika, Asia, Timur tengah,
Amerika Latin disamping penduduk aslinya Indian.
Gender dan Career, Gender
dan Achievement
Pilihan
oleh karena “Jenis Kelamin” atau karena “Karir”-nya; Jenis Kelamin atau karena
“Prestasi”-nya. Sifat dari Stereotype ini adalah: ● Stereotype sebagian benar,
sebagian tidak benar; ● Stereotype umumnya tidak disukai; ● Dalam praktek,
sering stereotype yang negatif yang
mempengaruhi action (tindakan) atau decision (pengambilan keputusan).
● Stereotype
sering didasarkan pada data dan informasi yang membetuk suatu kategori (aid of categories), sehingga setelah
terbentuk, ini menjadi dasar dari judgment
(alasan atau dasar yang menjadi pilihan) kita (ada prosesnya).
Contoh aid of categories (katagori bantuan): Bayar
pakai credit card ke stranger (sales
clerk, kasir). Lain ceritanya jika kita punya akses criminal-record (catatan
criminal) orang tersebut.
Ketersediaan adanya Bias
(Availability Bias)
Kecenderungan
kita untuk berasumsi bahwa kejadian yang paling mudah untuk dicerna pikiran
kita adalah yang benar dan umum (layak).
- Decision tanpa data: (7 questions) (klik --->) outsmartinghumanminds
- Mengingat yang termudah: Seberapa baik ingatan Anda (klik --->) Video “How good is yourmemory”
Tips melawan unconscious bias lihat (Outsmarting
Humand Minds).
Contoh
tips dalam memilih orang dalam melamar pekerjaan, pemusik, calan politisi (job applicants, audisi musicians, political
candidates) dll, perhatikanlah hal-hal sebagai berikut:
Kalau
berhadapan langsung dengan muka orang tersebut, maka kita mengaburkan pandangan
kepada muka tersebut menjadi squint or
blurb (membuat (mata juling) pandangan yang tidak normal atau kabur).
Supaya lebih fokus perlu melihat hal-hal yang penting saja.
Blinding
(memfilter hal-hal yang menggangu yang tidak perlu dilihat)
Kalau
ada multiple options (pilihan yang
banyak), kita perlu compare side-by-side
(membandingkan mana yang terbaik dari satu sama lainnya, menilainya (evaluate) bersamaan dengan menggunakan
ukuran atau standar (benchmark) yang sama, fokus kepada
hal-hal yang penting saja (focus on just
what matters).
Dalam
mereview resume dari job applicants, jangan berasumsi bahwa more information is better, melainkan
fokus kepada hal-hal yang penting saja, hilangkan informasi yang tidak relevan,
seperti nama, status rumahtangga, hubungan/kenalan dengan seseorang, dll. (squint - membuat mata juling pandangan
yang tidak normal)
Bias dalam menolong orang
Bahkan
ada bias dalam menolong orang dapat diikuti dalam youtube ini dengan mengklik (--->) video “who are we helping?”
PENUTUP
B
|
uku ini bukan
membahas ‘bias sepele’ seperti contoh-contoh diatas, tetapi bias yang lebih
besar yang mempengaruhi attitude
(sikap), action (tindakan), dan
decision (keputusan) manusia bisa berbahaya yang mengakibatkan hubungan antar
manusia (teman, tetangga, di tempat kerja, komuniti, organisasi, negara serta
antar negara) retak, tidak harmonis yang boleh jadi menjurus kepada pertikaian
bahkan peperangan. Na’ūdzubillāh min
dzālik - Kami berlindung kepada-Mu Yā Allāh dari perkara-perkara
seperti itu.
Petunjuk untuk
menghindari bias yang lebih besar dan berbahaya yang mempengaruhi attitude (sikap), action
(tindakan), dan decision (keputusan) manusia itu
adalah bermuamalah (menegakkan TA’ARUF). Sebagaimana Ajaran Islam yang disebutkan dalam firman-Nya yang artinya: "Wahai
manusia! Sungguh Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa
dan bersuku-suku agar kamu TA’ARUF
(saling kenal mengenal, artinya kemauan orang yang siap hidup bersama dengan
orang atau suku/bangsa lain)". [QS Al-Hujurāt 49:13].
Prinsip TA’ARUF ini meliputi 3T1I.
Yaitu: Ta’aruf; Tafahum; Ta’awun dan Itsar. Maknanya adalah (T) Ta’aruf yakni
saling mengenal; (T) Tafahum yakni saling memaklumi latar belakang hidup,
keyakinan dan pandangan hidup; namun dapat melakukan (T) Ta’awun yakni kerja
sama dalam masalah hubungan sesama manusia; (I) Itsar yakni tidak saling
bertengkar, tidak saling memusuhi, tidak saling memerangi.
Dan berbuat
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) Bumi. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang membuat kerusakan. [QS Al-Qashash 28:77]
Hak orang-orang
Yahudi (dan yang lainnya) adalah mendapat pertolongan dan persamaan hak, dan
tidak boleh dizalimi dan diterlantarkan. Perkara apa pun yang diperselisihkan
diantara warga, harus dikembalikan kepada Allah (Ajaran Ta’aruf) dan Nabi Muhammad
saw yang akan diperlakukan dengan
seadil-adilnya. [Sirah Nabawiyah, Syaikh
Shafiyyurr-Rahman Al-Mubarakfury, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, 1997, hal
247-251]
Barang siapa yang mengerjakan
kebajikan, maka itu (berpulang) untuk dirinya sendiri, dan barang siapa
mengerjakan kejahatan (yang dikiranya kejahatan itu akan menimpa diri orang
yang dijahatinya), maka (kejahatan itu) akan menimpa dirinya sendiri; kemudian
kepada Tuhan, kamu akan dikembalikan (mempertanggung jawabkan perbuatannya).
[QS Al-Jātsiyah 45:15]
Firman
Allah SWT dalam Surah ke-4, An-Nisā’
ayat 77 yang artinya, “Katakanlah, kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan
akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa (lagi zuhud) dan kamu
tidak akan dianiaya sedikit pun”.
Zuhud bukan berarti meninggalkan urusan
Dunia. Zuhud merupakan suatu sikap terpuji
yang disukai Allah SWT, di mana
seseorang lebih mengutamakan cinta akhirat, dan dunia merupakan ladang akhirat.
Hidup di dunia ini hanya bersifat sementara, hanya sarana atau alat untuk
mencapai tujuan hakiki, yaitu sebagai bekal kehidupan di akhirat kelak.
Sebagaimana firman-Nya menyebutkan yang
artinya: “Dan carilah negeri akhirat (dengan melakukan amalan ibadah semasih di
dunia) dengan apa yang telah dianugerahkan (iman, waktu, akal, hati, akhlak, pengetahuan,
harta, rezeki, ilmu, keahlian, jamaah) Allah kepadamu. Tetapi janganlah kamu
lupakan bagianmu (hidup selamat dan sejahtera) di dunia. [QS Al-Qashash 28:77]
Akhīrul Kalām “…kecuali orang-orang
yang BERIMAN dan MENGERJAKAN AMAL SHALEH (BAIK), maka bagi mereka pahala yang
tiada putus-putusnya,” Qur’an Surah ke-95, at-Tīn ayat 6. Billāhit Tawfīq
wal-Hidāyah. □ AFM.