Thursday, January 23, 2020

Blain Spot Hidden biases of good people





KATA PENGANTAR


"Aku tahu pikiranku sendiri. Aku dapat menilai orang lain dengan cara yang adil dan akurat."


P
ersepsi diri semacam itu ditantang oleh psikolog terkemuka. Mahzarin R. Banaji dan Anthony G. Greenwald ketika mereka mengeksplorasi bias tersembunyi yang kita telah bawa seumur hidup.

Dalam buku Blind Spot ini, penulis mengeksplorasi bias tersembunyi yang ada dari pengalaman seumur hidup seseorang atas kecenderungan adanya bias dalam menilai kelompok sosial seperti ras, etnis, agama, kelas sosial, atau kebangsaan, dst.

"Blind Spot" adalah metafor untuk menangkap bagian dari pikiran yang menyimpan bias tersembunyi dalam menilai seseorang atau kelompok sosial lainnya dengan cara bertanya tentang sejauh mana kelompok-kelompok sosial tanpa kesadaran atau sadar - telah membentuk suka atau tidaksuka, dalam menilai tentang karakter, kemampuan, dan potensi orang lain.

Tujuan dari buku ini adalah untuk menjelaskan secara sains dalam bahasa yang cukup sederhana untuk memungkinkan seseorang yang berniat baik untuk mencapai keselarasan dalam menilainya. Menjelajahi bahasan buku ini bearti sebenarnya adalah memahami pikiran kita sendiri yang dengan itu dapat menilai orang lain.
 
Para penulis mengungkapkan bias tersembunyi berdasarkan pengalaman mereka dengan Tes Asosiasi Implisit, sebuah metode yang telah merevolusi cara para ilmuwan belajar tentang pikiran manusia dan yang memberi kita pandangan sekilas tentang apa yang ada di dalam blindspot metafor ini.

“Orang-orang baik” adalah kita yang berusaha untuk menyelaraskan perilaku kita dengan niat kita. Dengan mendapatkan kesadaran seperti itu, kita dapat mengadaptasi keyakinan dan perilaku dan "mengakali mesin" di kepala kita sehingga kita bisa lebih adil terhadap orang-orang di sekitar kita. Menjelajah buku ini artinya adalah undangan untuk memahami pikiran kita sendiri.

Brindan mengomentari, “Berwibawa, dan benar-benar dapat diakses, Blindspot adalah buku yang akan menantang dan mengubah pembaca untuk tahun-tahun mendatang.

Washington Post, “Dapat diakses dan berwibawa . . . . Meskipun kita mungkin tidak memiliki banyak kekuatan untuk menghapus prasangka kita sendiri, (namun) kita dapat menangkalnya (mengatasinya). Langkah pertama adalah mengubah bias tersembunyi (dalam “blind spot”) kita menjadi terlihat. . . . Bagaimana kalau memang jika kita bukan orang yang murah hati (baik, jujur) seperti kita? "

Bahan penulisan ini diambil dari pembedah buku baik dalam bentuk “penyampaian oral” maupun “summary” tertulis serta jalannya  pembedahan buku oleh para peserta bedah buku.

Lebih lanjut pembahasannya, dapat diikuti dalam blog IMAAM BOOK DISCUSSION seperti terlampir dibawah. Bedah Buku ini dibawakan oleh Bapak Dr. Amang Sukasih yang tidak asing lagi bagi kita. Beliau adalah Chairman Board of Trustee IMAAM. □ AFM

BLIND SPOT
HIDDEN BIASES OF GOOD PEOPLE
Pembedah: Dr. Amang Sukasih


PENDAHULUAN

B
uku dengan tema “BLIND SPOT: HIDDEN BIASES OF GOOD PEOPLE oleh Mahzarin Banaji dan Anthony Greenwald” adalah buku tentang ilmu psikologi yang meneliti jiwa manusia dalam hal “tingkah laku manusia”. Buku ini bersifat akademis - ilmiah, tetapi diuraikan semudah mungkin bagi orang awam seperti kita yang bukan ahlinya. Teorinya bersifat aplikatif, artinya bisa connect dengan kehidupan sehari-hari kita.

Mempelajari buku ini dan menangkap isi paparannya adalah sebagai sumber palajaran agar kita bisa gunakan untuk mengontrol keadaan diri kita sendiri. Yaitu melihat dan menilai diri kita sendiri sebelum menilai diri orang lain yang dengan kata lain tidak salah kaprah dan terhindar dari bias atau kekeliruan.

Pengarangnya Mahzarin Banaji dan Anthony Greenwald adalan orang-orang akademis, professor dan researchers (peneliti) di bidang psikologi, khususnya experimental psychologist. Mahzarin Banaji sebelumnya adalah mahasiswa dari Prof. Anthony Greenwald yang selanjutnya bersama-sama menyusun buku BLIND SPOT: HIDDEN BIASES OF GOOD PEOPLE

Buku tersebut pertama kali diterbitkan tahun 2013. Kemudian diterbitkan lagi pada tahun 2016. Buku edisi terbaru ini lah yang dibahas disini. Buku yang membahas bias (penyimpangan atau ketidak benaran) yang timbul dari ketidaksadaran (unconscious, tidak sengaja) yang disebut dalam buku itu sebagai blind spot atau hidden biases, bahkan bias ini terjadi pula ada pada Orang-Orang Baik (“of Good People”).

Latar belakang pemilihan topik bahasan buku ini adalah selama hidup kita selalu dan tidak terlepas bermuamalah, kontak sosial. Yaitu berinteraksi (dalam bergaul, bekerja, berorganisasi, bertetangga, bernegara, bahkan berantar negara) sesama kita, manusia. Akan tetapi kadang kita bias secara tidak sadar dalam menilai seseorang.

Bedah buku disampaikan oleh pembedah buku - Dr. Amang Sukasih, secara verbal (menguraikan dengan perkataan) dan juga interaktif, dengan ‘nonton video’, test atau quiz.

Definisi

Definisi “Blind Spot”: Istilah dalam anatomi berkaitan khususnya dengan retina (penglihatan) mata kita, adalah area/spot tempat masuk syaraf yang tidak sensitive terhadap cahaya (scotoma), di mana cahaya yang masuk pada spot ini tidak ada path (jalan)-nya ke bagian penerimaan visual dalam otak. Dipakai juga dalam istilah driving/car - mengemudikan kendaraan tapi tidak tahu jalan menuju tujuannya.

Paparan buku

Paparan buku dimulai dengan penjelasan terjadinya berbagai bias (blind spot) yang berhubungan dengan visual perception (visual mindbugs) dan memory perception (memory mindbugs). Dimana mindbugs dimaknai bukanlah keputusan sadar yang kita buat sebagai individu. Sebaliknya, mereka adalah kebiasaan berpikir yang berurat berakar yang mengarah pada kesalahan dalam cara kita memandang, mengingat, bernalar, dan membuat keputusan. Seperti dalam melihat (visual) sesuatu, dan dalam mengingat (memory) sesuatu.

Dasar penyusunan buku dan metodenya

Buku ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang menerangkan: ● Jenis-jenis bias (penyimpangan); ● Background (latar belakang) kenapa bisa terjadi bias (penyimpangan); ● Metode assessment (metode penilaian berdasarkan hasil test bias (penyimpangan); dan ● Tips outsmarting (kiat-kiat atau cara-cara mengatasi bias (penyimpangan).

Metode penelitiannya adalah dengan bertanya secara tidak langsung. Karena dengan menggunakan perrtanyaan secara langsung tidak efektif, karena jawaban bisa tidak terbuka, bisa tidak tepat, bahkan bisa pula tidak jujur (lies)

PEMBAHASAN BUKU

S
atu chapter (bab) menjelaskan tentang macam-macam lies (kebohongan), shades of truth (bayang-bayang kebenaran yang sebenarnya tidak benar) seperti:
  1. White lies, contoh: “How are you?” (Apa kabar?) di jawab: “I am good” (saya baik) - jawaban basa-basi, padahal ia sedang susah atau kurang sehat dst;
  2. Gray lies - Kebohongan samar-samar (h. 23); 
  3. Colorless lies - Kebohongan yang tidak ada maknanya (h.24); 
  4. Red lies - Kebohongan yang berbahaya (h. 25-26); 
  5. Blue lies - Kebohongan yang sebaliknya dari yang sebenarnya (h. 26-27).

Istilah Blind Spot

Blind Spot diambil dari istilah “anatomi” berkaitan dengan penelitian khususnya mengenai retina yaitu selaput mata yang pada dinding mata tersebut menerima cahaya). Dalam mata (di sebut retina ini) ada area atau spot tempat masuk cahaya ke dalam syaraf mata yang tidak begitu sensitive (peka) terhadap cahaya - disebut scotoma, di mana cahaya yang masuk pada spot ini tidak ada path (jalan)-nya ke bagian penerimaan visual dalam otak. Dipakai juga dalam istilah driving/car - mengemudikan kendaraan tapi tidak tahu jalan menuju tujuannya. Ada dua jenis bias (blind spot), yakni yang berhubungan dengan visual perception (visual mindbugs) dan satunya lagi yang berhubungan dengan memory perception (memory mindbugs).

Contoh visual mindbugs

Ada dua meja (sebenarnya berukuran sama), tapi dalam suatu test menyatakan tidak sama. Kenapa terjadi?

Ini pejelasan dari bias ukuran dari dua meja tersebut yang letak posisi meja berlaian, tapi sebenarnya berukuran sama, lihat Gambar-1. Kita terbiasa hidup dalam dunia 3-D (tiga dimensi). Ketika melihat gambar di kertas yang pada dasarnya adalah 2-D. Gambar 2-D dari dua meja (yang sebenarnya sama, tapi letak posisinya berbeda) diterima di retina kita juga secara 2-D, tapi otak secara otomatis mengkonversi ke dunia 3-D, yang dengan itu otak mengatakan dua meja tersebut ukuranmya menjadi lain (tidak sama padahal sama).

Kenapa hasil pendapatnya atau penilaiannya terjadi seperti itu?  Imply (berarti, mengartikan) penerimaan objek diberi penilaian dalam otak kita yang sudah ada persepsi sebelumnya (hadir lebih dahulu), sehingga keputusan (decision) kita dipengaruhi oleh persepsi yang sudah ada (terbentuk sebelumnya) mengalahkan fakta (keadaan sebenarnya).

Cara pembuktiannya adalah copy gambar permukaan Meja A dengan pensil tulis kepada suatu kertas yang lain, kemudian tempelkan kertas yang telah berisi gambar Meja-A ke gambar Meja-B, ternyata ukuran permukaan Meja-A dan Meja-B sama.

Contoh memory mindbugs

Contoh lain dari memory mindbugs: “Mengingat 16 kata-kata” seperti berikut SEMUT | LUBANG | LABA-LABA | SARANG | RACUN | LALAT | SAYAP | TAWON | LEBAH | KELABANG | GIGITAN | JANGKRIK | RAYAP | MERAYAP | NYAMUK | LICIN.”

Pembahas menyampaikan case tersebut diatas kepada peserta bedah buku. Apa yang terjadi para peserta buku jawabannya tidak mengingat semua kata-kata tersebut meskipun diberi sekedar waktu untuk mengingatnya. Malah sebagian mengebutkan yang tidak tertulis, melainkan “menambahkan” kata yang tidak ada dalam daftar kata (yang merupakan kesan atau asosiasi saja) seperti  kata-kata Cabang , Daun, dsb.

Contoh lain visual mindbugs: Warna di dua kotak checkboard (papan catur), yang satu black (hitam), satunya lagi grey (abu-abu). Dianggap bahwa kotak catur warna grey (abu-abu) yang ada dibawah bayangan tonggak selinder lebih gelap (tidak sama dengan kotak catur warna grey (abu-abu) yang tidak ada bayangannya.

Pejelasan dari bias warna dua kotak yang tersusun dalam papan catur tersebut:

Contrast: A kelihatan lebih gelap karena dikelilingi oleh kotak dengan warna yang lebih terang; dan sebaliknya B kelihatan lebih terang karena dikelilingi oleh kotak dengan warna yang lebih gelap.

Imply (berarti, mengartikan): “Jangan berteman dengan pandai besi (karena panas, tidak nyaman), berteman lah dengan penjual parfum (karena harum, menyenangkan).”

Persepsi dari papan catur (checkboard) yang prior info (info sebelumnya) warnanya berbeda.

Imply (berarti, mengartikan): Ada stereotype

Test memory mindbugs

Coret kata-kata yang ada di kelompok awal, menyisakan kata-kata yang tidak ada di kelompok awal (semua kata yang berhubungan dengan pohon tidak tercantum di list awal)

Kolompok Awal:
“SEMUT | LUBANG | LABA-LABA | SARANG | RACUN | LALAT | SAYAP | TAWON | LEBAH | KELABANG | GIGITAN | JANGKRIK | RAYAP | MERAYAP | NYAMUK | LICIN.”

Test memory mindbugs: Coret kata-kata yang ada di kelompok awal, menyisakan kata-kata yang tidak ada di kelompok awal (semua kata yang berhubungan dengan pohon tidak tercantum di list awal)

Awalnya seperti ini:
SEMUT LABA-LABA LALAT TAWON LEBAH KELABANG JANGKRIK RAYAP NYAMUK SERANGGA

Hasilnya seperti ini:
SARANG RANTING TANAH KAYU CABANG RUMPUT DAUN BATANG AKAR TANAM DAHAN

Kenapa terjadi seperti itu? Penjelasan sebagai berikut: (karena adanya memory mindbugs) ini ---> Pikiran kita mengasosiasikan kata-kata dengan tema serangga, bukan kata yang berhubungan dengan pohon. Siapa yang mencoret kata “SERANGGA”?
  • Imply (berarti, mengartikan): Kesalahan memori ketika memilih kata SERANGGA karena pikiran kita menggunakan asosiasi (bias kelompok) stereotype, misal, orang hitam = penjahat, orang Batak = keras, dll.
  • Ada “shared theme” (asosiasi kelompok digunakan untuk mengeneralisasi) ● “False Alarm”, salah mengingat sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. ● Bahaya

Dalam pandangan ajaran Islam

Bagaimana kalau berhutang lupa bayar? Karena sama sekali tidak ingat. Tips mengatasinya memory mindbugs-nya adalah dengan mencatatnya sebagaimana yang diingatkan firman-Nya dalam Kitab Suci Al-Qur’an yang artinya:

QS Al-Baqarah ayat 282: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar.”

Contoh lain: Sehari-hari dalam rumah tangga, dalam membantu pekerjaan rumah. Bapak-bapak cenderung menilai dengan persentase tinggi (overestimate), karena setiap orang cenderung mengingat-ingat apa yang sudah mereka lakukan dengan baik (the availability bias).

Masih banyak lagi contoh bias lainnya, tapi buku ini bukan membahas bias sepele. Buku ini menyadarkan tentang bias-bias yang lebih berbahaya, yang mempunyai dampak dalam hubungan sesama manusia, dampak sosial di dalam masyarakat, dampak di lingkungan pekerjaan kita, di dalam rumah/rumah tangga, dalam politik dan berpolitik, dalam negara dan bernegara, dll.

Contoh visual Raut Muka dan Penampilan

Hal-hal yang perlu diperhatian dari Visual Bias adalah: ● Bentuk raut muka menimbulkan bias; ● Labeling menimbulkan bias; ● Imply: bahaya decision yang didasarkan hanya karena penampilan.
  1. Test: orang yang mana berkulit lebih gelap? Dapat diikuti dalam Video melihat adalah ilusi kepercayaan) (klik --->) “Seeingis believing illusion 
  2. Pelajaran: Lihat (klik --->) videotentang wajah 
  3. Tes Asosiasi Implisit: Siapa yang terlihat lebih kompeten (klik--->) outsmartinghumanminds
Catatan: Bahaya kalau memilih calon hanya dari penampilan

History: TV vs Radio dalam pemilihan presiden Amerika ke-35 antara John F. Kennedy vs Richard Nixon.

Sebelumnya dalam kampanye atau debat pemilihan yang biasa digunakan adalah melalui radio. Namun di era pemilihan presiden ke-35 digunakan pula televisi.  Ketika pemilihan presiden John F. Kennedy vs Richard Nixon, pertama kali debat presiden ditayangkan dalam TV.

TV telah membantu kemenangan Kennedy yang muda. Pemilih yang melihat debat melalui TV, memilih Kennedy. Pemilih yang mendengar debat lewat radio, memilih Nixon (lebih presidential).

Dalam HISTORY dot COM disebutkan “Kennedy-Nixon debates was a new era in which crafting a public image and taking advantage of media exposure became essential ingredients of a successful political campaign.” Artinya: Perdebatan Kennedy-Nixon adalah era baru di mana membuat citra publik dan memanfaatkan paparan media menjadi unsur penting dari kampanye politik yang sukses.

Bias jenis lain masih berhubungan dengan visual bias. Baca: “A father and a son are in a car accident. The father dies at the scene, and the son, badly injured, is rushed to the hospital. In the operating room, the surgeon looks at the boy and say, ‘I cannot operate this boy. He is my son.’” How can this be? - Bagaimana ini bisa terjadi? “Seorang ayah dan seorang putra mengalami kecelakaan mobil. Sang ayah meninggal di tempat kejadian, dan putranya, yang terluka parah, dilarikan ke rumah sakit. Di ruang operasi, dokter bedah (seorang perempuan) melihat anak itu dan berkata, “Saya tidak bisa mengoperasikan anak ini. Dia adalah anakku. '' Pertanyaannya, bagaimana ini bisa terjadi? Karena gender bias. Yaitu Surgeon = Male (stereotype) ---> Ahli bedah = Laki-laki (bias stereotype)

Sebelum 1970-an, anggota dari American symphony orchestra kebanyakan adalah laki-laki. Di era 1970 dan pada tahun 1980, penilaia mana audisi yang baik mulai dilakukan “blinding” (jury hanya mendengarkan tanpa melihat siapa pemain musiknya). Sejak itu, pemain musik wanita meninggkat lebih banyak. Pertanyaannya sebelumnya ada bias jenis kelamin, yaitu pemain konser tersebut adalah lakik-laki ---> melihat penampilan siapa orangnya, laki-laki atau perempuan.

Contoh-contoh lainnya lagi dari stereotypes

Kesalahan dalam anggapan stereotypes: yaitu seolah-oleh kalau ● Tua = pelupa - Kalau tua itu pelupa, padahal ada juga orang muda itu pelupa; ● Orang Jepang atau Korea = pemalu - Orang, padahal diluar orang Jepang atau Korea itu ada juga yang pemalu; ● Orang Asia = Pintar Math - Umumnya ya, tapi tidak semua orang Asia pintar matematik; ● Perempuan = lembut atau keibuan - Umumnya ya, tapi tidak semua perempuan lembut atau keibuan yang disebut “tomboy” - perempuan yang kelaki-lakian; ● Orang Batak = Keras - Dianggap semua orang Batak itu keras, suaranya keras, padahal banyak juga yang lunak; ● Orang Hitam atau Black = Penjahat - Padahal tidak semuanya seperti itu. Banyak juga yang baiknya; ● American = White - Padahal tidak semua orang Amerika berkulit putih, karena para imigran Amerika kini bukan lagi dari Eropa yang berkulit putih, tapi datang dari segala bangsa di dunia, Afrika, Asia, Timur tengah, Amerika Latin disamping penduduk aslinya Indian.

Gender dan Career, Gender dan Achievement

Pilihan oleh karena “Jenis Kelamin” atau karena “Karir”-nya; Jenis Kelamin atau karena “Prestasi”-nya. Sifat dari Stereotype ini adalah: ● Stereotype sebagian benar, sebagian tidak benar; ● Stereotype umumnya tidak disukai; ● Dalam praktek, sering stereotype yang negatif yang mempengaruhi action (tindakan) atau decision (pengambilan keputusan).

● Stereotype sering didasarkan pada data dan informasi yang membetuk suatu kategori (aid of categories), sehingga setelah terbentuk, ini menjadi dasar dari judgment (alasan atau dasar yang menjadi pilihan) kita (ada prosesnya).

Contoh aid of categories (katagori bantuan): Bayar pakai credit card ke stranger (sales clerk, kasir). Lain ceritanya jika kita punya akses criminal-record (catatan criminal) orang tersebut.

Ketersediaan adanya Bias (Availability Bias)

Kecenderungan kita untuk berasumsi bahwa kejadian yang paling mudah untuk dicerna pikiran kita adalah yang benar dan umum (layak).
  1. Decision tanpa data: (7 questions) (klik --->) outsmartinghumanminds 
  2. Mengingat yang termudah: Seberapa baik ingatan Anda (klik --->) Video “How good is yourmemory”

Tips melawan unconscious bias lihat (Outsmarting Humand Minds).

Contoh tips dalam memilih orang dalam melamar pekerjaan, pemusik, calan politisi (job applicants, audisi musicians, political candidates) dll, perhatikanlah hal-hal sebagai berikut:

Kalau berhadapan langsung dengan muka orang tersebut, maka kita mengaburkan pandangan kepada muka tersebut menjadi squint or blurb (membuat (mata juling) pandangan yang tidak normal atau kabur). Supaya lebih fokus perlu melihat hal-hal yang penting saja.

Blinding (memfilter hal-hal yang menggangu yang tidak perlu dilihat)

Kalau ada multiple options (pilihan yang banyak), kita perlu compare side-by-side (membandingkan mana yang terbaik dari satu sama lainnya, menilainya (evaluate) bersamaan dengan menggunakan ukuran atau standar (benchmark) yang sama, fokus kepada hal-hal yang penting saja (focus on just what matters).

Dalam mereview resume dari job applicants, jangan berasumsi bahwa more information is better, melainkan fokus kepada hal-hal yang penting saja, hilangkan informasi yang tidak relevan, seperti nama, status rumahtangga, hubungan/kenalan dengan seseorang, dll. (squint - membuat mata juling pandangan yang tidak normal)


Bias dalam menolong orang

Bahkan ada bias dalam menolong orang dapat diikuti dalam youtube ini dengan mengklik (--->) video “who are we helping?”


PENUTUP

B
uku ini bukan membahas ‘bias sepele’ seperti contoh-contoh diatas, tetapi bias yang lebih besar yang mempengaruhi attitude (sikap), action (tindakan), dan decision (keputusan) manusia bisa berbahaya yang mengakibatkan hubungan antar manusia (teman, tetangga, di tempat kerja, komuniti, organisasi, negara serta antar negara) retak, tidak harmonis yang boleh jadi menjurus kepada pertikaian bahkan peperangan. Na’ūdzubillāh min dzālik - Kami berlindung kepada-Mu Yā Allāh dari perkara-perkara seperti itu.

Petunjuk untuk menghindari bias yang lebih besar dan berbahaya yang mempengaruhi attitude (sikap), action (tindakan), dan decision (keputusan) manusia itu adalah bermuamalah (menegakkan TA’ARUF). Sebagaimana Ajaran Islam yang disebutkan dalam firman-Nya yang artinya: "Wahai manusia! Sungguh Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu TA’ARUF (saling kenal mengenal, artinya kemauan orang yang siap hidup bersama dengan orang atau suku/bangsa lain)". [QS Al-Hujurāt 49:13].

Prinsip TA’ARUF ini meliputi 3T1I. Yaitu: Ta’aruf; Tafahum; Ta’awun dan Itsar. Maknanya adalah (T) Ta’aruf yakni saling mengenal; (T) Tafahum yakni saling memaklumi latar belakang hidup, keyakinan dan pandangan hidup; namun dapat melakukan (T) Ta’awun yakni kerja sama dalam masalah hubungan sesama manusia; (I) Itsar yakni tidak saling bertengkar, tidak saling memusuhi, tidak saling memerangi.

Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) Bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan. [QS Al-Qashash 28:77]

Hak orang-orang Yahudi (dan yang lainnya) adalah mendapat pertolongan dan persamaan hak, dan tidak boleh dizalimi dan diterlantarkan. Perkara apa pun yang diperselisihkan diantara warga, harus dikembalikan kepada Allah (Ajaran Ta’aruf) dan Nabi Muhammad saw yang akan diperlakukan dengan seadil-adilnya. [Sirah Nabawiyah, Syaikh Shafiyyurr-Rahman Al-Mubarakfury, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, 1997, hal 247-251]

Barang siapa yang mengerjakan kebajikan, maka itu (berpulang) untuk dirinya sendiri, dan barang siapa mengerjakan kejahatan (yang dikiranya kejahatan itu akan menimpa diri orang yang dijahatinya), maka (kejahatan itu) akan menimpa dirinya sendiri; kemudian kepada Tuhan, kamu akan dikembalikan (mempertanggung jawabkan perbuatannya). [QS Al-Jātsiyah 45:15]

Firman Allah SWT dalam Surah ke-4, An-Nisā’ ayat 77 yang artinya, “Katakanlah, kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa (lagi zuhud) dan kamu tidak akan dianiaya sedikit pun”.

Zuhud bukan berarti meninggalkan urusan Dunia. Zuhud merupakan suatu sikap terpuji yang disukai Allah SWT, di mana seseorang lebih mengutamakan cinta akhirat, dan dunia merupakan ladang akhirat. Hidup di dunia ini hanya bersifat sementara, hanya sarana atau alat untuk mencapai tujuan hakiki, yaitu sebagai bekal kehidupan di akhirat kelak.

Sebagaimana firman-Nya menyebutkan yang artinya: “Dan carilah negeri akhirat (dengan melakukan amalan ibadah semasih di dunia) dengan apa yang telah dianugerahkan (iman, waktu, akal, hati, akhlak, pengetahuan, harta, rezeki, ilmu, keahlian, jamaah) Allah kepadamu. Tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu (hidup selamat dan sejahtera) di dunia. [QS Al-Qashash 28:77]

Akhīrul Kalām “…kecuali orang-orang yang BERIMAN dan MENGERJAKAN AMAL SHALEH (BAIK), maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya,” Qur’an Surah ke-95, at-Tīn ayat 6. Billāhit Tawfīq wal-Hidāyah. □ AFM.