Hewan Belum Bermakna
Sekitar
200.000 tahun yang lalu, Homo
Sapiens berkembang di Afrika Timur dari salah satu dari banyak spesies homo
atau manusia. Selanjutnya 13.000 tahun yang
lalu, Homo Sapiens ini adalah satu-satunya spesies manusia yang masih bertahan
hidup yang lainnya tersisihkan dan menghilang.
Mereka mulai memperoleh “pohon pengetahuan” yang didapatnya sekitar 70 ribu SM.
Yaitu dengan kemampuan kognitifnya mulai menyadari pentingnya pengetahuan.
Untuk menerangkan apa yang diketahuinya kepada kelompoknya mulai mampu
berbahasa yang kompleks agar apa yang diketahuinya dapat diterangkan dan
dimengerti. Memang kemampuan berbahasa ini sangat membantu dalam memahami
sesuatu pengetahuan yang dengan itu memanfaatkan pengetahuan yang telah
diketahuinya yang dengan itu timbul gagasan dan ide-ide yang tadinya sangat
sederhana, tapi mampu pula mengenali ide-ide yang kompleks yang diperoleh dari
mitos dan legenda yang beredar mereka ketahui.
Menyebar dan berkembang
Keingintahuannya lingkungan sekitarnya
menimbulkan minat untuk mengebar ke daerah-daerah yang belum mereka kenali.
Maka menyebarlah mereka sampai melintasi laut. Dari Afrika meyebar sampai ke
benua Australia dan Amerika. Bersamaan dengan itu banyak khewan pendahulunya
sebagai khewan asli tidak mampu bertahan dan akhirnya punah. Antara lain
disebabkan adanya perubahan ekosistim yang dayasuainya tidak cukup
mempertahankan hidup. Boleh jadi disebabkan kurangnya pengetahuan untuk
mengatasi sementara homo sapien dengan pengetahuannya mampu mengatasinya.
Bagian Dua
REVOLUSI PERTANIAN
Dari Pengumpul menjadi Petani
K
|
etika itu untuk memenuhi kebutuhan pangan
manusia hanya tinggal memetik dan mengumpulkan makanan yang berada di sekeliling
tempat tinggal mereka yang secara alami sudah berada disana. Namun jika sumber
makanannya telah habis, mereka berpindah ke tempat yang sudah ada tumbuh yang
diperlukannya untuk kehidupan sehari-hari mereka. Begitu seterusnya.
Sesuai dengan perkembangan penduduk, lama
kelamaan tidak mencukupi, terutama makanan kesukaan mereka. Kemudian dengan
ditemukan peralatan untuk bertani mulailah mereka merubah kebiasaan yang
biasanya tinggal memetik, kini menanam. Artinya gaya hidupnya berubah dari
pengumpul menjadi petani. Peradaban ini dimulai 12 ribu tahun lalu.
Pertumbuhan Populasi
Dengan revolusi pertanian yang tadinya nomaden
(berpindah-pindah) menjadi menetap. Seiring dengan itu terjadilah pertambahan populasi
di suatu tempat pemukiman dengan itu diperlukan ketertiban atau tata-tertib
kehidupan dalam daerah pemukiman yang berdasarkan hukum seperti yang ada di
Mesopotomia dengan “Kode Hammurabi” yaitu
kode hukum Babilonia kuno. Mereka
hidup makmur di wilayah yang sekarang disebut Irak modern. Peradaban Mesopotamia kemudian di kenal juga sebagai
Peradaban Babilonia, Sumeria dan Asyur.
Dari Keterbatasan Memori menjadi Perkembangan Ekspresi matematis
dan penulisan.
Sebelumnya ada keterbasan memori. Namun dengan
berkembangnya revolusi pertanian, berkembangnya penduduk, dan berkembang
tata-tertib. Diperlukan pula perkembangan memori yang ditandainya dengan adanya
perkembangan ekspresi dalam komunikasi dan interaksi sesama dalam ekspresi
hitung menghitung dan penulisan.
Bagian Tiga
PENYATUAN UMAT MANUSIA
Perlu kesadaran penyatuan dari kompleksitas terbaginya manusia.
T
|
erbaginya kelompok manusia dalam bentuk
kelompok-kelompok yang terpisah, dengan kemajuannya menjadi bersatu. Pemersatuan dari
manusia yang sebelumnya masing-masing terbagi dalam kelompok-kelompok yang
berdiri sendiri.
Konsep Uang
Hubungan antar sesama dan antar kelompok yang
telah diikat oleh satu kesatuan pemersatu itu yang tadinya kebutuhan sesama
melalui barter, kini melahirkan konsep uang sebagai solusi imajinasi manusia
dari rasa saling percaya dalam transaksi
perdagangan. Konsep uang ini sangat efisien. Dan menjadi berkembang secara
universal yang memudahkan jalannya dalam bertransaksi jual-beli.
Konsep Negara Bangsa/Politik
Pemersatuan manusia agar terjaga dengan baik
melahirkan negara bangsa dari kenyataan penduduk yang tumbuh dari
kelompok-kelompok dengan kebiasaan-kebisaan, budaya-budaya, gagasan-gagasan
yang berbeda ini dalam bernegara bangsa. Maka konsep negara bangsa/politik yang
bertalian dengan “gagasan kita (kelompok kita) vs mereka (kelompok lain)”,
perlu diatur sumber daya manusia (berdasarkan hukum) yang melahirkan persatuan
yang membawa perkembang dan kemajuan suatu negara.
Kristen, Budha, Islam sebagai Agama Universal
Harari menyebutkan Kristen, Budha, Islam sebagai
agama universal, berkeyakinan dan
percaya bahwa asal-usul manusia ini adalah sangat universal dan ada kode etik di antara sesama
agama.
Bagian Empat
REVOLUSI SANTIFIK
Terjadinya perkembang sains
T
|
erjadi perkembangan sains bermula dari adanya
keinginan yang tadinya tidak tahu menjadi tahu; Sains berkembang dimulai dari
matematika dan cerita-cerita atau riwayat-riwayat seperti cerita-cerita fiksi
yang membawa kemajuan - “science fiction”;
Sains ini melahirkan sesuatu yang baru dan pada dasarnya menjadi teknologi yang
sangat berdaya guna untuk kemajuan.
Sains ditambah dengan Negara yang adi kuasa
melahirkan imperialisme (penjajahan) dengan jalan menjelajahi suatu daerah dan
menaklukkannya dalam kekuasaannya untuk mengekploitasi SDA/SDM demi kepentingan
penjajah ekonominya.
Kapitalime
Kapitalisme menjadikan suatu negara bangsa
dimana pertumbuhan dan kemakmurannya menjadi hebat dan kuat.
Revolusi Industri. Dengan revolusi industri
menjadikan negara bangsa menjadi kekuatan baru, tapi juga menimbulkan persoalan
seperti antara lain pencemaran udara dan lingkungan. Dan cerita-cerita atau
akibat-akibat lainnya plus dan minusnya, seperti kurangnya atau jatuhnya
hubungan kekeluargaan dan jaringan hubungan dalam berkomunitas (bermasyarakat)
Konsumerisme
Dengan
kemajuan-kemajuan yang diperoleh dari Revolusi Industri ini melahirkan
konsumerisme baik dalam artian proteksi, promosi dan macam, jenis dan keperluan
dari keinginan-keinginan pengguna produksi hasil revolusi industri (komsumen).
Kurangnya atau jatuhnya hubungan kekeluargaan
dan jaringan hubungan dakam kumunitas
Berakhirnya Homo Sapiens
Berakhirnya Homo Sapiens melahirkan “manusia-super”
hasil dari konsekuansi berlanjutnya revolusi industri.
Kontinuitas Revolusi Industri masa datang
sapiens akan mampu melampaui batas-batas yang bersifat biologis atau
organ-organ biologis manusia yang ada sekarang ini yaitu: Dari seleksi alam vs
(menuju) rekayasa disain intelligen seperti “cybernetic” - kerjasama secara
otomatis antara organ biologis dan organ “cyborg”. “Cyborg” adalah “biologis” hasil buatan
teknologi maju. Inteligen buatan yang mampu memperoleh dan mengaplikasikan
pengetahuan dan keahlian (skill).
KESIMPULAN
D
|
ari pembahasan buku Sapiens - A Brief History of Humankind (Sapiens -
Sejarah singkat Umat Manusia) yang di tulis oleh Yuval Noah Harari, seorang Profesor Doktor di Fakultas Sejarah, Universitas
Hebrew Jurusalam Israel, dapat disimpulkan sebagai berikut:
◙ Tidaklah ada manusia pertama,
melainkan homo sapiens lah yang datang menggantikan semua jenis manusia di bumi
ini.
◙ Melalui revolusi kognitif, homo
sapiens mempunyai kemampuan berfikir, mengenali sesuatu, dan ahli dalam
melakukan komunikasi. Dengan itu menyebabkan
mereka mampu menaklukkan bumi.
◙ Kapasitas berbahasa yang
kompleks ini, homo sapiens berpeluang sangat besar dalam menyebar, tumbuh atau
berkembang baik.
◙ Selama revolusi pertanian,
manusia berubah dari hanya pencari atau pengumpul bahan makanan menjadi petani,
yang dengan itu pertumbuhan penduduk meningkat.
◙ Dengan adanya jual-beli dalam
jumlah penduduk yang besar, manusia menemukan cara transaksi dengan menggunakan
uang dan mencatatnya.
◙ Dengan adanya elaborasi atau
terlibatnya antara pemerintahan dan agama mendorong manusia secara global menuju
kesatuan yang utuh
◙ Revolusi Saintifik
memordenisasi manusia, yaitu membuat mudah menuju teknologi baru, melahirkan
negara kuat yang mempengaruhi negara lemah (imperialisme), dan bertumbuhnya
kekuatan ekonomi suatu negara.
◙ Kini masyarakat global mempercayainya
bahwa pusat kekuatan kapitalisme berasal dari imperialisme Eropa.
◙ Manusia tidak pernah merasakan
adanya kedamaian di era globalisasi ini - yang kuat menguasai yang lemah.
◙ Sejarah - apakah dalam keadaan
baik atau buruk, menyimpang atau berbelok, tidak ada hubungannya sama sekali
dengan perasaan subjektif manusia menjadi bahagia.
◙ Di masa depan homo sapiens
akan mengarah kepada batas kemampuan yang bersifat biologi. Pada akhirnya,
mengganti dirinya keseluruhannya menjadi jenis yang baru.
Pada diri manusia yang akan datang terdiri dari organ
biologis bekerja sama secara otomatis dengan organ biologis buatan yang disebut
“cyborg”. “Cyborg” adalah “organ
biologis” hasil buatan teknologi maju. Inteligen buatan ini mampu memperoleh “umur
selama mungkin” dan mengaplikasikan pengetahuan dan keahlian yang lebih maju
lagi yang mengatasi semua persoalan yang ada. [9][10]
Sapiens membutuhkan 150 ribu tahun yang lalu untuk menjadi kita
seperti hari ini.
Mulai dari pertama sampai berikutnya
berturut-turut sebagai berikut: Homo Sapiens berevolusi mulai 150 ribu tahun yang lalu; Revolusi kognitif
mulai 70 ribu tahun yang lalu; Revolusi Pertanian mulai 12 ribu tahun yang lalu;
Kerajaan pertama, naskah, uang, agama yang percaya banyak tuhan mulai 5 ribu
tahun yang lalu; Penyatuan manusia (Kerajaan pertama Akkadian) mulai 4,25 ribu
tahun yang lalu; Kekritenan mulai 2 ribu tahun yang lalu - Islam mulai 1,3 ribu
tahun yang lalu; Revolusi Ilmiah mualai 5 ratus tahun yang lalu; Revolusi
Industri mulai 2 ratus tahun lalu yang lalu; Globalisasi mulai tahun sekarang,
lihat Gambar Tabel-6.
Gambar Tabel-6
Sapiens Membutuhkan 150 Ribu Tahun Untuk
Menjadikan Kita Seperti Ini.
Hal-hal yang patut dipertanyakan dalam uraian buku sapiens
Jika homo sapiens moderen berevolusi sekitar 150
ribu tahun yang lalu, maka Adam tidaklah manusia yang pertama?
Evolusi dari Manusia ada merupkan hasil adanya
evolusi vs konsep atau pengetahuan (yang bertentangan) dengan konsep Manusia
yang ada ini adalah ciptaan atau kreasi Tuhan (yang baru) yaitu sabagaimana
firman-Nya:
Ketika Allah berfirman
kepada malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah
di bumi. Mereka bertanya (tentang hikmat ketetapan Tuhan itu dengan
berkata): Adakah Engkau (Ya Tuhan kami) hendak menjadikan di bumi itu orang yang
akan membuat bencana dan menumpahkan darah, padahal kami sentiasa bertasbih
dengan memujiMu dan mensucikanMu? Tuhan berfirman: Sesungguhnya Aku mengetahui
akan apa yang kamu tidak mengetahuinya. (Surah Al Baqarah/2:30)
PENUTUP [11]
D
|
arwin mengajukan penyataannya bahwa manusia dan
kera berasal dari satu nenek moyang yang sama dalam bukunya The Descent of
Man, terbitan tahun 1871. Sejak saat itu hingga sekarang, para pengikut
jalan (evolusi) Darwin telah mencoba mendukung pernyataannya. Sepertihalnya
Yuval Noah Harari. Tetapi meskipun berbagai penelitian telah dilakukan,
pernyataan mengenai "evolusi manusia" tidak didukung oleh penemuan
ilmiah yang nyata, khususnya dalam hal fosil.
Kebanyakan masyarakat awam tidak menyadari
kenyataan ini, dan berfikir bahwa pernyataan evolusi manusia didukung oleh
banyak bukti yang kuat. Penyebab adanya opini yang keliru ini adalah bahwa
permasalahan ini sering dibahas dalam media dan dihadirkan sebagai fakta yang
terbukti.
Tetapi yang benar-benar ahli dalam masalah ini
menyadari bahwa tidak ada landasan ilmiah bagi pernyataan evolusi manusia.
David Pilbeam, ahli paleoanthropologi dari Harvard University, mengatakan:
“Jika Anda mengundang seorang ilmuwan dari bidang ilmu yang lain dan
menunjukkan padanya sedikitnya bukti yang kita miliki ia tentu akan mengatakan,
"Lupakan saja; itu tidak cukup untuk diteruskan.”
Dan William Fix, seorang penulis sebuah buku
penting dalam bidang paleoanthropologi, berkomentar: “Seperti yang telah kita
lihat, ada banyak ilmuwan dan orang-orang populer saat ini yang memiliki nyali
untuk mengatakan bahwa ‘tidak ada keraguan’ tentang bagaimana manusia berasal.
Jika saja mereka memiliki bukti.”
Tetapi apakah landasan gagasan evolusi manusia
yang diajukan oleh para evolusionis? Ialah adanya banyak fosil yang dengannya
para evolusionis bisa membangun tafsiran-tafsiran khayalan. Sepanjang sejarah,
telah hidup lebih dari 6.000 spesies kera, dan kebanyakan dari mereka telah
punah. Saat ini, hanya 120 spesies yang hidup di bumi. Enam ribu atau lebih
spesies kera ini, di mana sebagian besar telah punah, merupakan sumber yang
melimpah bagi evolusionis. Pernyataan evolusi ini, yang "miskin akan
bukti," memulai pohon kekerabatan manusia dengan satu kelompok kera yang
telah dinyatakan membentuk satu genus tersendiri, Australopithecus.
Menurut pernyataan ini, Australopithecus secara bertahap mulai berjalan
tegak, otaknya membesat, dan ia melewati serangkaian tahapan hingga mencapai
tahapan manusia sekarang (Homo sapiens). Tetapi rekaman fosil tidak
mendukung skenario ini. Meskipun dinyatakan bahwa semua bentuk peralihan ada,
terdapat rintangan yang tidak dapat dilalui antara jejak fosil manusia dan
kera. Lebih jauh lagi, telah terungkap bahwa spesies yang digambarkan sebagai
nenek moyang satu sama lain sebenarnya adalah spesies masa itu yang hidup pada
periode yang sama. Ernst Mayr, salah satu pendukung utama teori evolusi abad
ke-20, berpendapat dalam bukunya One Long Argument bahwa "khususnya
[teka-teki] bersejarah seperti asal usul kehidupan atau Homo sapiens,
adalah sangat sulit dan bahkan mungkin tidak akan pernah menerima penjelasan
akhir yang memuaskan."
Di lain pihak, terdapat perbedaan yang berarti
dalam susunan anatomi berbagai ras manusia. Terlebih lagi, perbedaannya semakin
besar antara ras prasejarah, karena seiring dengan waktu ras manusia setidaknya
telah bercampur satu sama lain dan terasimilasi. Meskipun demikian, perbedaan
penting masih terlihat antara berbagai kelompok populasi yang hidup di dunia
saat ini, seperti, sebagai contoh, ras Scandinavia, suku pigmi Afrika, Inuits,
penduduk asli Australia, dan masih banyak lagi yang lain.
Tidak terdapat bukti untuk menunjukkan bahwa
fosil yang disebut hominid oleh ahli paleontologi evolusi sebenarnya
bukanlah milik spesies kera yang berbeda atau ras manusia yang telah punah.
Dengan kata lain, tidak ada contoh bagi satu bentuk peralihan antara manusia
dan kera yang telah ditemukan.
Setelah semua penjelasan umum ini, sekarang mari
kita telaah bersama hipotesis evolusi manusia.
Pohon Kekerabatan Manusia Yang
Dibuat-Buat
Pernyataan Darwin mendukung bahwa manusia modern
berevolusi dari sejenis makhluk yang mirip kera. Selama proses evolusi tanpa
bukti ini, yang diduga telah dimulai dari 5 atau 6 juta tahun yang lalu,
dinyatakan bahwa terdapat beberapa bentuk peralihan antara manusia moderen dan
nenek moyangnya. Menurut skenario yang sungguh dibuat-buat ini, ditetapkanlah
empat kelompok dasar sebagai berikut: 1. Australo-phithecines (berbagai bentuk
yang termasuk dalam genus Australo-phitecus); 2. Homo Habilis; 3. Homo Erectus;
4. Homo Sapiens
Genus yang dianggap sebagai nenek moyang manusia
yang mirip kera tersebut oleh evolusionis digolongkan sebagai Australopithecus,
yang berarti "kera dari selatan." Australophitecus, yang
tidak lain adalah jenis kera purba yang telah punah, ditemukan dalam berbagai
bentuk. Beberapa dari mereka lebih besar dan kuat ("tegap"),
sementara yang lain lebih kecil dan rapuh ("lemah").
Para evolusionis menggolongkan tahapan
selanjutnya dari evolusi manusia sebagai genus Homo, yaitu
"manusia." Menurut pernyataan evolusionis, makhluk hidup dalam
kelompok Homo lebih berkembang daripada Australopithecus, dan
tidak begitu berbeda dengan manusia moderen. Manusia moderen saat ini, yaitu
spesies Homo Sapiens, dikatakan telah terbentuk pada tahapan evolusi
paling akhir dari genus Homo ini. Fosil seperti "Manusia Jawa," "Manusia Peking," dan "Lucy," yang muncul dalam media
dari waktu ke waktu dan bisa ditemukan dalam media publikasi dan buku acuan
evolusionis, digolongkan ke dalam salah satu dari empat kelompok di atas.
Setiap pengelompokan ini juga dianggap bercabang menjadi spesies dan
sub-spesies, mungkin juga. Beberapa bentuk peralihan yang diusulkan dulunya,
seperti Ramapithecus, harus dikeluarkan dari rekaan pohon kekerabatan
manusia setelah disadari bahwa mereka hanyalah kera biasa.
Dengan menjabarkan hubungan dalam rantai
tersebut sebagai "Australopithecus > Homo Habilis > Homo
Erectus > Homo Sapiens," evolusionis secara tidak langsung
menyatakan bahwa setiap jenis ini adalah nenek moyang jenis selanjutnya. Akan
tetapi, penemuan terbaru ahli paleoanthropologi mengungkap bahwa
australopithecines, Homo Habilis dan Homo Erectus hidup di
berbagai tempat di bumi pada saat yang sama. Lebih jauh lagi, beberapa jenis
manusia yang digolongkan sebagai Homo Erectus kemungkinan hidup hingga
masa yang sangat moderen. Dalam sebuah artikel berjudul "Latest Homo Erectus
of Java: Potential Contemporaneity with Homo sapiens ini Southeast
Asia," dilaporkan bahwa fosil Homo Erectus yang ditemukan di Jawa
memiliki "umur rata-rata 27 ± 2 hingga 53.3 ± 4 juta tahun yang lalu"
dan ini "memunculkan kemungkinan bahwa H. Erectus hidup semasa
dengan manusia beranatomi moderen (H. Sapiens) di Asia tenggara"
Lebih jauh lagi, Homo Sapiens Neanderthalensis
(manusia Neanderthal) dan Homo Sapiens Sapiens (manusia moderen) juga
dengan jelas hidup bersamaan. Hal ini sepertinya menunjukkan ketidakabsahan
pernyataan bahwa yang satu merupakan nenek moyang bagi yang lain.
Pada dasarnya, semua penemuan dan penelitian
ilmiah telah mengungkap bahwa rekaman fosil tidak menunjukkan suatu proses
evolusi seperti yang diusulkan para evolusionis. Fosil-fosil, yang dinyatakan
sebagai nenek moyang manusia oleh evolusionis, sebenarnya bisa milik ras makhluk
yang lain atau milik spesies kera. Coba diperhatikan makna surat Al-lnsān
dan Al-An‘ām
dari teori evolusi “manusia” vs kreasi manusia sbb:
Kami
telah menciptakan mereka dan menguatkan persendian tubuh mereka. Tetapi, jika Kami menghendaki, Kami dapat mengganti
dengan yang serupa mereka. (QS Al-lnsān/76:28)
Dan
Tuhanmu Mahakaya, penuh rahmat. Jika Dia
menghendaki, Dia akan memusnahkan kamu dan setelah kamu (musnah) akan Dia ganti
dengan yang Dia kehendaki, sebagaimana Dia menjadikan kamu dari keturunan
golongan lain. (QS Al-An‘ām/6:133)
Demikianlah paparan hasil bedah buku (review) buku Sapiens yang selanjutnya
dimasa datang akan menuju perbaikan kualitas hidup. Seperti halnya masa depan umur
manusia yang dapat diusahakan sepanjang mungkin, ekonomi yang tidak menjadi
beban lagi, dan hidup bahagia.
Namun Harari juga meramalkan bahwa Homo Sapiens
yang akan datang diganti atau diperbaharui menjadi “superhumans”. Ini dimungkinkan oleh adanya kelanjutan dari hasil
Revolusi Santifik melahirkan manusia “human enginering”. Dengan itu Harari
telah menemukan, bukan jiwa, atau kehendak bebas, bahkan diri, melainkan manusia
hanyalah gen-gen, hormon, dan jaringan-jaringan syaraf yang tunduk kepada
hukum-hukum atau kaidah-kaidah fisika dan kimia yang selama ini juga mengatur
realitas-realitas di sekitar kita.
Pertanyaannya: Cangkang (badan) manusia yang
menjadi satu-satunya realitas? Bukankah manusia punya Ruh, selain badan
“biologis” sebagai cangkang atau alat ruh untuk melaksanakan karsa, kreasi, dan
karyanya? Bukankah ruh sebagai sumber karsa, kreasi, dan karya bisa bernilai
baik atau buruk - di alam akhirat yang perlu mempertanggungjawabkannya? Ruh
bersumber dari “langit” kembali ke “langit”. Sementara cangkang manusia berasal dari
“tanah” di bumi kembali menjadi tanah yang berada di bumi. Allāhu a’lam bish-Shawab. □
Catatan Kaki:
[1]Primata
adalah mamalia (binatang menyususi) yang
memiliki tulang belakang
[2] https://neuhauslabs.com/jenis-jenis-kera/
[3] https://id.wikipedia.org/wiki/Adam
[4] https://id.wikipedia.org/wiki/Adam
[5]https://international.sindonews.com/read/1296465/45/mengenal-peradaban-kuno-tertua-di-dunia-1523280145
[6] Kode
Hammurabi adalah kode hukum Babilonia kuno yang terpelihara dengan baik dari
Mesopotamia kuno, yang berasal dari sekitar tahun 1754 SM. Ini adalah salah
satu tulisan tertua di dunia yang telah diterjemahkan dengan panjang. Raja
Babel ke-6, Hammurabi, memberlakukan kode
(hukum), dan sebagian salinannya
ada pada prasasti (piagam atau dokumen yang ditulis pada bahan
yang keras dan tahan lama) batu
setinggi 7,6 feet (2,28 meter) dan berbagai tablet (prasasti kecil) -
huruf/gambar tertulis terbuat dari tanah
liat. Kode ini terdiri dari 282 hukum, dengan tingkat hukuman yang disesuaikan dengan jenis kesalahannya, "mata ganti mata, gigi ganti gigi" (hukuman
pembalasan) yang dinilai tergantung
pada status sosial, budak dan orang bebas. [5]
[7]https://books.google.com/books/about/The_Code_of_Hammurabi_Hammurabi.html?id=pMtcMQAACAAJ&source=kp_book_description
[8]https://en.wikipedia.org/wiki/Great_Pyramid_of_Giza.
[9]Diterangkan dalam bukunya yang lain “Homo Deus - A Brief History of Tomorrow” - (Homo Deus - Sejarah Singkat Manusia
Yang Akan Datang). Menurut Hariri, dalam sejarahnya manusia mengalami tiga
tantangan yang bisa membinasakannya yaitu kelaparan, penyakit dan peperangan.
Ketiga persoalan fundamental ini, katanya sudah dapat diatasi. Dalam hal
kelaparan misalnya, manusia mati justru karena terlalu banyak makan, kegemukan.
Kalau
semuanya sudah diatasi, lalu apa target manusia selanjutnya? Menurut Hariri, “…the next targets are likely to be
immortality, happiness and divinity.” - “target selanjutnya adalah keabadian, kebahagiaan dan
keilahian.” Maka sekarang katanya, manusia berusaha mengatasi usia tua
dan bahkan kematian itu sendiri. Bahkan ada kecenderungan manusia “mengupgrade” dirinya sebagai tuhan. Dari
“Homo Sapiens” manusia beralih menjadi “Homo Deus”- Manusia (yang menyerupai)
Tuhan.
Sebagai
Homo Sapiens, manusia dengan segala kemampuan Ipteknya telah berhasil
menaklukkan tiga persoalan utama tadi. Sebagai Homo Deus, manusia akan makin
bersandar pada ilmu dan teknologi dengan cara lebih eksplisit dan lebih rinci.
Khususnya ilmu biologi dan ilmu komputer akan makin mendapat perhatian,
termasuk cabang-cabang dan ranting-rantingnya seperti ilmu syaraf, ilmu-ilmu pengetahuan
tentang kehidupan (life sciences),
dan intelijensi buatan (artificial
intelligence).
Maka
semakin berkembang ilmu-ilmu ini, maka makin disingkapkan tabir yang selama ini
penuh rahasia, yaitu cara kerja otak manusia, proses berpikir dan mekanisme
subyektivisme manusia yang meliputi perasaan, jiwa, dan kesadaran. Ini
disebutnya, “sapiens black box” -
“kotak hitam sapiens”.
Manusia,
kata Hariri telah menemukan, bukan jiwa, atau kehendak bebas, bahkan diri,
melainkan hanyalah gen-gen, hormon, dan jaringan-jaringan syaraf yang tunduk
kepada hukum-hukum/kaidah-kaidah fisika dan kimia yang selama ini juga mengatur
realitas-realitas di sekitar kita. Kira-kira begitu pandangan dalam buku Hariri
ini.
Kita
mendapat kesan, bahwa soal kehidupan tidak lebih dari persoalan teknis
semata-mata. Bahwa yang disebutnya kemampuan algoritma dalam komputer dan
ilmu-ilmu tentang kehidupan (life
sciences) bakal berkembang begitu rupa. Bahkan melampaui kemampuan kognisi
manusia dalam setiap bidang kehidupan.
Pertanyaan
yang muncul tentu, kalau jaringan algoritma pada komputer berkembang begitu
rupa pada satu pihak, dan pada pihak lain berkembang juga ilmu-ilmu tentang
kehidupan dan jaringan syaraf, apakah yang terjadi ketika keduanya bertemu?
Hariri
menjawab, keduanya akan bergabung untuk pada akhirnya tercapailah kesatuan
sistem kognitip yang sama. Pada titik ini katanya, Homo Sapiens “will disintegrate from within” - “akan hancur dari dalam”, dan
bukannya musnah seperti halnya Homo Neanderthalensis. Pada saat inilah, kata
dia Homo Sapiens bermetamorfosis (berubah bentuk atu bertranformasi) menjadi Homo
Deus, Manusia (yang menyerupai) Tuhan.
Demikian
jalan pikiran singkat Sang Guru Besar ini. Mungkin pandangan ini mengejutkan
bagi sebahagian. Mungkin juga bagi sebahagian dianggap sebagai perkembangan
yang tidak terhindarkan sejalan dengan “makin dewasa”nya makhluk manusia.
Namun Hariri sendiri mengingatkan bahwa yang ditulisnya ini bukan
prediksi, apalagi nubuat. Ini adalah probabilitas, katanya. Dengan
demikian, ia bisa terjadi, tetapi bisa juga tidak! [10]
[10] https://www.suarakristen.com/2018/05/03/homo-deus-ketika-manusia-bermain-sebagai-tuhan/
[11] Tambahan dari Admin Blog bedah Buku.
Diambil dari berbagai sumber yang didapat dari:
http://asal-usul-motivasi.blogspot.com/2010/10/asal-usul-nabi-adam-manusia-pertama.html
□□